Menu

Rabu, 27 Oktober 2021

Kiat Menulis Cerita Fiksi


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 27 Oktober 2021
Resume : 11
Gelombang : 21
Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo, S.Pt


Selalu semangat menyertai setiap malam pembelajaran dalam pelatihan menulis bersama PGRI. Para moderator dan pemateri selalu menyampaikan jargon : Semangat ! Semangat ! Semangat !
Rasa tersengat tawon, seperti itulah semangat yang mereka tularkan kepada seluruh peserta. Pemateri malam ini seorang bapak yang memiliki pribadi bersahaja dan penuh wibawa dengan banyak prestasi beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt, dan didampingi moderator nya Bapak ustad yang selalu aktif dalam memotivasi peserta yaitu Pak Dail. Adapun tema malam ini adalah kiat menulis cerita fiksi.

Cerita fiksi adalah cerita yang paling enak untuk dibaca, karena berupa cerita-cerita ringan atau menghibur tetapi banyak nilai pembelajarannya yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam membuat cerita fiksi tentu tidaklah semudah mendengarkan dongeng cerita rakyat yang ada di suatu daerah, karena dalam cerita fiksi menurut Pak Momo harus ada unsur-unsur yang harus dipenuhi yaitu tema, premis, latar/ setting,tokoh, alur dan sudut pandang. 

Menurut Pak Momo, banyak alasan mengapa kita harus bisa menulis fiksi. Beberapa hal penting di antaranya, yaitu terkait dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), sehingga guru harus memliki kemampuan dalam menulis fiksi untuk mempermudah dalam pembuatan soal ANBK.Salah satu komponen dalam AKM atau ANBK adalah literasi, yaitu teks literasi fiksi
Dengan mampu menulis cerita fiksi, seorang guru tentu akan lebih mudah membuat soal latihan AKM untuk muridnya

Pak Momo juga menyampaikan bahwa secara umum sama dengan syarat-syarat menulis bentuk lainnya. Bedanya terletak pada kebiasaan kita sebagai penulis untuk mengembangkan imajinasi. Dengan banyak membaca karya fiksi selain mengembangkan imajinasi juga belajar tentang gaya penulisan. Bentuk cerita fiksi kebanyakan perbedaan terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita. Bentuk-bentuk lain masih banyak lagi. Ada fiksimini, flashfiction, pentigraf, novelet, novel. 

Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu tema, premis, latar/setting, tokoh, alur/plot, dan sudut pandang.
*Tema*
× Ide pokok cerita;
× Tips menentukan tema: dekat dengan penulis, menarik perhatian
penulis, bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas;
× Cara menentukan tema: Menyesuaikan dengan minat,
mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan
mendengarkan curahan hati;
× Contoh Tema: Berkah kejujuran; Pendidikan dan kemiskinan;
Persahabatan tiga anak SD; Pengalaman siswa selama Belajar di
Rumah; Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh

 *Premis*
× Ringkasan cerita dalam satu kalimat;
× Unsur-unsur premis: karakter, tujuan tokoh,
rintangan/halangan, dan resolusi;
× Cara membuat premis: tulis masing-masing unsur
pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat
utuh;
× Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang
temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan
berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA

 *Alur/Plot*
× Struktur rangkaian kejadian dalam cerita;
× Macam-macam alur: Alur maju, alur mundur, alur
campuran, alur flashback, dan alur kronologis;
× Unsur-unsur alur/plot: Pengenalan cerita, Awal konflik,
Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks,
Penyelesaian/ending;
× Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah
tergantung pada jenis alur yang dipilih.

 *Penokohan*
× Penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail
karakter dalam cerita;
× Macam-macam tokoh: protagonis, antagonis, dan
tritagonis;
× Teknik penggambaran tokoh: analitik, fisik dan perilaku
tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan
penggambaran oleh tokoh lain.

 *Latar/Setting*
× Penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya
peristiwa-peristiwa dalam cerita;
× Jenis-jenis latar: latar waktu, latar tempat, latar suasana,
latar sosial, latar material, dan latar integral.
Sudut Pandang
× cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang
diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita;
× Macam-macam sudut pandang: Orang Pertama Tunggal,
Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang Ketiga
Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran

Pak Momo berpendapat bahwa hal yang harus kita perhatikan dalam menulis cerita fiksi adalah :
1. Niat: Motivasi diri untuk memulai
dan menyelesaikan tulisan
2. Baca Fiksi orang lain: Upaya menemukan bahan
belajar/referensi berupa ide,
pemilihan kata, serta gaya
dan teknik penulisan.
3. Ide dan genre: 
× Segera catat saat ide
mendadak muncul
× Menemukan ide dengan cara
mengembangkan imajinasi
× Pemilihan genre disesuaikan
dengan yang disukai dan
dikuasai
4. Outline
× Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur
pembangun cerita fiksi
× Menentukan tema agar pembaca mengerti
lingkup cerita fiksi kita
× Membuat premis sesuai tema
× Menentukan uraian alur/plot berdasarkan
unsur-unsurnya
× Menentukan penokohan kuat berdasarkan
jenis dan teknik penggambaran watak tokoh
dengan baik
× Menentukan latar/setting dengan
menunjukkan sisi eksotis dan detail
× Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
 5. Menulis
× Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan,
kata unik, konflik)
× Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan
baik dengan cara memaparkan secara jelas
kepada pembaca
× Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal
tokoh
× Menggunakan pertimbangan logis agar tidak
cacat logika dan memperkuat imajinasi
× Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
× Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata
(diksi)
× Membuat ending yang baik
6. Swasunting
× Dilakukan setelah selesai menulis;
× Jangan menulis sambil mengedit;
× Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan
pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah,
aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
× Usahakan menempatkan diri pada posisi
sebagai penyunting agar tega menyunting
tulisan sendiri;
× Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).

Begitu lengkap materi yang disampaikan Pak Momo, saya berharap semoga saya dapat menulis cerita fiksi seperti Pak Momo, sehingga dapat mengembangkan literasi bagi siswa dalam pembelajaran di sekolah. Terima kasih Pak Momo, ada sedikit goresan pantun untuk Bapak..

Pangkal pinang Bangka Pulaunya,
Sangat serasi ada visi misi,
Alangkah senang hati rasanya,
Bisa berkreasi menulis fiksi.

12 komentar: