Menu

Senin, 25 Oktober 2021

Menulis Itu Mudah


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 25 Oktober 2021
Resume : 10
Gelombang : 21
Tema : Menulis Itu Mudah
Narasumber : Dr. Ngainun Naim


Selendang sulam warnanya indah,
Pakainya diikat sebelah lengannya,
Semoga malam ini mendapat berkah, 
Narasumber hebat santun orangnya.


Malam kesepuluh ini tak terasa sudah berjalan dengan syahdu kegiatan belajar menulis bersama PGRI yang di prakarsai Om Jay sebagai pemateri sebelumnya. Pemateri pada malam ini adalah seorang yang Bapak yang hebat sekali memiliki banyak pengalaman serta orang yang sangat santun sekali dan yang menjadi moderatornya yaitu Ibu Aam Nurhasanah yang tak asing lagi di kalangan penulis. 

Materi yang disampaikan Bapak Prof. Ngainun sepertinya ringan tetapi lumayan
berat dirasakan. Dengan santun beliau menyampaikan bahwa menulis itu hal yang mudah. Menurut saya memang menulis itu mudah, tetapi menulis yang sesuai dengan apa yang diinginkan pembaca tentulah tak mudah saya memenuhinya. Tetap kembali ke konsep dasar bahwa untuk menulis hal yang hebat kunci dasarnya adalah kita harus rajin membaca. Menurut Pak Prof. Ngainun biasakanlah membaca 15 menit sehari. 

Hal yang saya temui dikalangan siswa sekarang ini, menipisnya semangat membaca buku dikarenakan begitu manianya mereka dengan permainan game yang ada di Hp mereka saat ini. Banyak waktu terbuang hanya dengan bermain game, apalagi kondisi sebelumnya belajar daring, yang membuat mereka kurang aktif dalam pembelajaran dan menghabiskan waktu bermain gadget saja.

Ada 6 kunci mudah dalam menulis menurut Prof. Ngainun adalah :
1. Merubah mindset kita dengan beranggapan bahwa menulis itu mudah, sehingga dengan pemikiran ini dapat membuat seseorang optimis mampu melakukan hal menulis semudah pemikirannya.
2. Ciptakan pikiran jika menulis itu keterampilan Sekolah Dasar,  artinya kita diharapkan untuk menanamkan rasa suka menulis itu seperti duduk di bangku sekolah dasar, yang mana hal ini mudah untuk dilakukan karena sekolah dasar adalah tingkat pendidikan yang paling rendah.
3. Banyak membaca, karena dengan membaca akan mengalir banyak ide dan pengetahuan yang dapat kita apresiasikan dalam tulisan. Untuk menulis dengan baik, syarat utama adalah banyak membaca, sehingga kita tidak seperti katak dalam tempurung, karena banyak orang hebat di luar sana yang menghasilkan karya berupa buku-buku hebat yang harus kita baca untuk menambah pengetahuan kita.
4. Meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang, sehingga ditengah kesibukan kita harus dapat membagi waktu dengan menulis apa yang telah kita lihat, kita alami, bahkan banyak hal yang dapat dijadikan ide dalam menulis. Sehingga setiap hari kita harus menulis dan menulis.
5. Rajin mengamati, mencatat, dan mengolah menjadi tulisan, banyak hal yang dapat dijadikan tulisan dan dapat kita publikasikan ke dalam blog pribadi, sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang yang membacanya. Jadi penulis itu harus tajam mengasah pendengaran dan penglihatan, sehingga karyanya dapat dinikmati oleh orang lain sesuai dengan tuntutan zaman.
6.Belajar menulis kepada penulis, banyak hal yang dapat kita terima bila kita selalu belajar kepada orang yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada kita. Misalnya dengan mengikuti pelatihan belajar menulis ini tentu banyak ilmu yang kita dapatkan dari para narasumber dengan setiap materi yang disampaikan. 
Jadi belajarlah kepada para penulis
pengalaman mereka sangat penting buat kita memperkaya perspektif. 

Menurut Prof. Ngainun ada lima tipe penulis yaitu :
1. Seorang penulis yang tetap bertahan, berproses dan menekuni dunia menulis.
2. Penulis yang musiman artinya menulis Apabila ada hal-hal penting sesuai keperluan.
3. Penulis yang pernah produktif menghasilkan karya.
4. Penulis yang pernah muncul dengan karyanya.
5. Penulis yang memiliki cita-cita menjadi penulis.

Dalam link https://www.spirit-literasi.id/2021/10/tipe-dan-kuadran-menulis.html. Prof. Ngainun membahas bahwa, penulis buku produktif Nurul Chomaria membagi penulis menjadi beberapa kuadran. Menurut penulis lebih dari 70 judul buku tersebut, ada empat kuadran penulis yaitu : 
- Kuadran pertama adalah penulis yang mau dan mampu. 
- Kuadran kedua, penulis yang tidak mampu tapi mau. 
- Kuadran ketiga adalah penulis yang mampu tapi tidak mau.
- Kuadran keempat, adalah tidak mampu dan tidak mau. 
Jika kita sudah memahami di posisi mana kita, maka kita dapat menentukan langkah.
Harapannya sebagai penulis pemula semoga saya mampu berada di kuadran pertama, sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Terima kasih Prof. Ngainun Naim atas materi yang telah disampaikan malam ini. Kesuksesan dalam pembelajaran pelatihan menulis ini adalah menghasilkan buku solo pribadi.

14 komentar: