Menu

Senin, 18 Oktober 2021

Mengatasi Writter's Block

Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume : 7
Gelombang : 21
Tanggal : 18 Oktober 2021
Tema : Mengatasi Writter's Block
Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr


Assalamualaikum wr. WB
Salam Literasi...
MasyaAllah malam ini entah apa merasuki pikiran dan badan ini terasa sangat lesu kurang gairah sekali, body kurang fit kiranya yang saya rasakan. Tetapi saya mencoba semangat ikuti pembelajaran malam ini. Malam ini di masjid dekat rumah sedang diadakan acara peringatan Maulid Muhammad SAW. Terdengar sayup suara penceramah memberikan pencerahan dan cerita tentang kelahiran Nabi besar Muhammad SAW. 

Bersamaan dengan peringatan hari besar Islam, adat istiadat di Bangka yang masih sangat erat di masyarakat adalah acara Nganggung. Nganggung adalah tradisi masing-masing orang membawa makanan menuju masjid, kemudian dikumpulkan di dalam masjid, setelah itu dilaksanakan sholat Maghrib dan Isya terlebih dahulu. Memasuki acara inti, seusai sholat diadakan ceramah agama yang berkaitan dengan perayaan hari besar, setelah itu semua masyarakat yang berkumpul di masjid makan bersama hidangan yang telah disiapkan, berasal dari sumbangan masyarakat.

Dinilai dari segi sosialnya, acara ini mempererat tali silaturahmi antar masyarakat yang berada disekitar lingkungan kampung. Bila dari segi agama dengan memperingati hari besar agama Islam menambah keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. Inilah sedikit cerita tentang tradisi Nganggung didaerah tempat tinggal saya.

Lanjut pada materi malam ini disampaikan oleh Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr, seorang Ibu guru muda yang memiliki banyak prestasi, dan moderator Bu Maesaroh yang sama- sama banyak prestasi nya. Materi malam ini adalah Writter's Block. Bila dilihat materi ini sungguh menarik bagi saya, tetapi karena kondisi kurang sehat, jadi sedikit saya paksakan untuk mengikuti nya. 

Bu Ditta mengatakan "topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB". Bagaimana solusinya?
antara lain bisa dengan mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI), atau jika terkait tema, kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata. Hal ini sering dihadapi penulis pemula seperti saya, terkadang rasa WB muncul saat terbentur kondisi langka ide yang ada di kepala. Saya juga bila mengalami ini, segera saya alihkan perhatian saya pada hal lain yang membuat saya happy.

Menurut Bu Ditta, stres juga bisa jadi penyebab WB, sesuai dengan pengalaman saya, bila tugas menumpuk sementara semua harus dilakukan dalam waktu bersamaan, tentu membuat saya sedikit stres, yang jelas jauh sekali ide akan mampir dalam pikiran saya. Hal ini dapat saya atasi dengan menghibur hati dengan sharing kepada teman, sehingga rasa beban dapat teratasi.

Saya adalah tipe orang yang agak sedikit cuek dengan penilaian orang, karena saya suka membagikan hasil tulisan yang telah dirangkaikan kepada teman dalam grup wa teman di sekolah. Meskipun saya kurang adil karena kurang peduli bagaimana penilaian orang tentang karya saya,... Hem walau sesungguhnya banyak yang mengagumi... He..he..maaf kalau saya terlalu pe de.

Menurut Bu Ditta, Melansir dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak dalam hal menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang kita kerjakan saat ini. Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain. Ini tentu saja bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit WB.

Berdasarkan materi yang disampaikan oleh Bu Ditta bahwa kesimpulannya menulis lah sesuai dengan ide apa yang ada dalam pikiran kita, dan lakukan secara terus-menerus sehingga kita dapat percaya diri dengan karya yang telah kita hasilkan. Seandainya dalam karya kita ada yang kurang disukai orang lain, kita harus legowo menerima nya, karena kita tidak dapat memaksakan supaya orang bisa menyukai hasil karya kita. Intinya kita harus terus bersemangat bangkit dengan menulis kita dapat menyembuhkan penyakit WB yang bersarang di dalam pikiran kita.

Terima kasih Bu Ditta atas materi dan motivasi yang ibu berikan, sehingga menimbulkan semangat dan bertambah rasa percaya diri dalam berbagi atas karya yang telah kita hasilkan.

Banyak Puteri main disini,
Kaki penat tertimpa besi,
Semoga materi malam ini,
Beri semangat dan motivasi.

19 komentar:

  1. ah dirimu selalu keren dan selalu memukau dengan pantunnya 🌻

    BalasHapus
  2. Wah adat di Bangka yang sarat nilai agama dan sosial. Terima kasih sudah berbagi ilmu Bu. Semoga lekas sehat kembali ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu... Terima kasih, udah semangat kembali setelah ikuti materi Bu Ditta...

      Hapus
  3. Ngganggung yo bu susan ... sambil ber literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu, semangat Nganggung di aplikasi dalam tulisan

      Hapus
  4. Waah kereen, bisa konsisten menulis walau kondisi apapun. Semangat Bunda

    BalasHapus
  5. Alur cerita resumenya mantab.lanjutkan

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Semangat yuk San.. apapun yg terjadi..semoga kita ttp bs konsisten utk menulis y yuk..ku temani dirimu slalu say..🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sahabat literasi yang saling memotivasi

      Hapus