Menu

Sabtu, 02 Oktober 2021

Menulis Laksana Melukis Pemandangan

Menulis Laksana Melukis Pemandangan
Penulis : Susan Anggraini, S.Pd
Hari berganti waktu berlalu ikuti putaran waktu. Tanpa terasa usiaku memasuki empat puluh tahun, usia pendewasaan yang membuat seseorang menjadi matang dalam memutuskan sesuatu hal berkaitan dengan jalan kehidupan. Usia ini benar - benar penggemblengan yang kurasa sangat menguji keimanan. Alhamdulillah semua masalah kuhadapi dengan selalu bersandar pada keagungan Allah sang pencipta takdir manusia. Keyakinan akan "Badai pasti berlalu" menjadi penguat langkahku dalam menuju masa depan.
       Menulis merupakan passion sedari dulu sebenarnya sudah merasuki kebiasaanku, karena setiap ada hal yang dapat ku tuangkan melalui tulisan biasanya ku goreskan melalui sosial media, sayangnya tulisan yang kubuat itu berlalu saja seiring notifikasi di sosial media pribadiku. Tulisan yang dibuat bisa mewakilkan perasaan bahagia, kegalauan, kesedihan, rasa kagum, serta terselip rasa penasaran, semua kumasukkan dalam wadah sosial media. Setelah upload tulisan ada rasa lega dan bahagia karena perasaan tersampaikan. Sekian lama menulis di sosial media aku merasakan hanya ada kepuasan sesaat karena hanya sekilas tulisanku dapat dinikmati pengguna sosial media.
Suatu hari teman seperjuangan sesama pengajar di sekolah tempat kami menuangkan ilmu pengetahuan dan mendidik putra- putri harapan bangsa, mengajakku untuk menulis dan mengikuti pelatihan menulis. Awalnya kuanggap hanya sekedar tawaran manis yang membuat harapan baru dan tidak ada kaitan dengan profesi dan pengabdianku. Siang itu hari Rabu cuaca cerah sekali, di dalam kantor ruang guru kulihat beberapa teman penulis senyum bahagia membawa benda berbungkus plastik berbentuk segiempat yang baru sampai di mejanya, dengan penuh tanda tanya "apakah benda itu ?" gumamku dalam hati. " Kiriman paket apa itu Bu?" pertanyaanku lugas tanpa basa basi mengarah kepada temanku yang sudah duluan ikut pelatihan menulis. "Ini buku antalogi karya kami bersama" begitu jawab teman sekantorku.
Ups.. rasa tersengat tawon gairah menulisku terpacu kencang dan berkata dalam hati, "Mengapa aku lalai tertinggal dengan hal menulis seperti ini?, Apakah aku tidak mampu menulis?,, Begitu malaskah aku selama ini? Sampai kapan aku berada di zona kesibukan yang tak jelas sampai mana ujungnya?" Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiranku. Segera kutenangkan hati yang bergelora ini. Sebenarnya aku yang tahu semua jawaban dari semua hal yang aku pertanyakan.dalam diriku.
Keesokan harinya dengan senyum manis temanku mendekati meja tempat dudukku yang letaknya tepat di bawah AC, sehingga sejuk dingin sangat terasa. "Ayo Susan.. semangat ikutilah grup belajar menulis yang Ibu ikuti, banyak ilmu pengetahuan, pengalaman, motivasi, dan kita dapat belajar menulis secara langsung dengan bimbingan penulis-penulis hebat" kata Bu Ros menyemangatiku. Aku tertegun sejenak.. kagum dengan motivasi beliau yang tanpa pamrih memotivasi kawan guru diruang kantor sekolah kami, sehingga banyak mulai banyak teman sesama guru yang mengikuti jejak beliau.
Muncul niat dan keinginan dari hati kecilku, aku harus dapat mempunyai buku antalogi menulis seperti teman-teman pengajar di sekolahku. Mulai ku ikut bergabung pada grup menulis yang dibagikan temanku, beberapa hari kusimak grup menulis itu, tak juga buatku terpancing untuk mengikuti tugas yang diberikan. Terlintas dalam pikiranku sepertinya tak mampu aku ikuti, karena grup ini untuk orang pandai menulis. Akhirnya aku keluar dari grup menulis, ternyata malam harinya aku dapat pesan japri lewat WA dari tokoh Blogger Indonesia yaitu Om Jay, aku jadi terhenyak dalam hening malam. " Apakah ini pertanda aku tak boleh menyerah sebelum mencoba? " gumamku dalam hati. Aku bergabung lagi dalam grup menulis dan aku simak semua obrolan yang ada di grup.
Selang berapa hari kemudian tergelitik jemariku coba merangkai kata menjadi puisi. Diawali dengan bantuan teman membuat blog untuk pertama kalinya, ku rangkai kata menjadi sebuah puisi dan bagikan dalam grup sesama guru wanita.“Grup Kartini Cantik“ namanya..., di sana banyak komentar teman atas puisi yang ku tuliskan. Lanjut lagi dengan semangat menulis puisi ku lakoni untuk yang kesekian kalinya. Tak lupa pula ku bagikan puisi karyaku pada kakak sulung lulusan FKIP Bahasa Indonesia Universitas terkemuka di Yogayakarta, selalu ku minta masukkan dan kritikkan dari beliau. Walhasil begitu banyak masukan dan kritikan membangun dari kakakku. Walau terkadang kriktikan itu sedikit pedas, tapi kuanggap sebagai pembelajaran kedepannya ku harus lebih baik dalam pemilihan kata yang dituliskan dalam puisi sehingga puisi karyaku memiliki kesan mendalam bagi pembaca.
Suatu hari dalam grup WA yang ku ikuti mendapat tawaran ‘Antalogi Puisi Pasti Terbit’ bersama Pak Mukminin, setelah kubaca ternyata itu adalah kumpulan antalogi dari puisi yang masing-masing anggotanya membuat 5 (lima) puisi kemudian dibuat menjadi satu buku antalogi puisi. Aku segera bergabung dan membuat puisi-puisi dengan penuh semangat dengan mengikuti aturan yang ada dalam grup puisi tersebut. Alhamdulillah 5 (lima) puisi pilihan telah aku kumpulkan. Dan aku berharap antalogi puisi yang aku ikuti akan segera terbit dan menjadi buku antalogi pertamaku.
Aku merasa bahagia karena akan memiliki buku antalogi yang namaku tertera di dalam buku tersebut. Pada hari berikutnya disaat ada waktu luang bersama HP pribadiku memulai merangkai kata menjadi puisi yang menceritakan mengenai pengalaman kehidupan yang aku alami. Aku merasakan hobbi menulis puisi tersalurkan dalam wadah yang tepat. Harapan yang tersimpan di dalam hatiku adalah aku ingin menciptakan buku solo yang berisi puisi-puisi karya ku yang dibukukan sebagai apresiasi hobby yang sekarang ini aku sukai.
Aku tertantang untuk masa yang akan datang membuat sebuah novel yang menceritakan tentang perjalanan kehidupan dimasa kecil yang kulalui penuh dengan cerita yang aku jadikan sebagai pengalaman titik tolak keberhasilanku dimasa sekarang. Semoga ini dapat menjadi kenyataan dan dapat menjadi kebanggaan bagi diriku karena aku merasa dengan menulis dapat mewakili perasaan serta memiliki kepuasan batin di tengah-tengah kesibukan yang aku jalani sebagai tenaga pengajar. Dan kemampuan menulis ini akan aku tularkan pada putri - putriku supaya mereka dapat menikmati indahnya menulis seperti melukis pemandangan alam yang dapat membuat hati kita bahagia serta memberi hiburan dan manfaat bagi orang banyak saat membaca goresan tulisan karya kita..





PROFIL PENULIS

SUSAN ANGGRAINI, S.Pd lahir di Pangkalpinang 20 November 1980. Sekolah di SD Negeri 12, SMP Negeri 1 Pangkalpinang, SMA Negeri 1 Palembang, kuliah di Universitas Sriwijaya Prodi FKIP Ekonomi Akuntansi lulus tahun 2003. Penulis seorang guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang.
Sebagai guru Sejarah Indonesia kemampuan bercerita di kelas memberikan tantangan tersendiri, hal ini penulis rasakan termasuk dalam memotivasi siswa menjadi pribadi tangguh dan berakhlak mulia. Sebagai guru penulis harus memastikan para siswa mengerti tantangan masa depan yang akan mereka hadapi, mereka harus siap menghadapi tantangan itu dengan mempersiapkan diri untuk terjun langsung dalam dunia kerja yang sesungguhnya..
Dalam menulis belum banyak pengalaman yang dapat dibagikan. Penulis baru belajar menulis puisi setelah mendengar cerita teman sesama guru yang telah memiliki buku analogi. Penulis tergoda untuk mengasah kemampuan merangkai kata menjadi bait puisi dan dibukukan dalam Analogi Puisi bergabung dengan Pak Mukminin dari Lamongan. Semoga kedepannya Penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi dan menjadi pujangga yang bergelut dengan puisi-puisi indah.
- Alamat email : susan.anggraini17@gmail.com
- Blog : susansukses.blogspot.com
- FB : susandani

6 komentar:

  1. Alhamdulillah. Keren. Calon bloger terkenal dan penulis hebat telah lahir. Rangkaian katanya membuat saya merinding. Ditunggu tulisan berikutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibu, berkat semangat dan ilmu yang ibu bagikan , sehingga ada wadah tepat dakam menyalurkan ketikan jemari ini.... Sekali lagi terima kasih Bu...

      Hapus