Menu

Jumat, 22 Oktober 2021

Tradisi Nganggung Perayaan Maulid Nabi


sumber foto :
https://negerilaskarpelangi.com/2019/05/02/tradisi-nganggung-gambaran-kebersamaan/amp/


Bertepatan dengan hari ini adalah tanggal 19 Oktober 2021, semula di penanggalan kalender  ku lihat tanggal merah, senang rasa dihati karena bisa istirahat pikirku. Tapi ada pemberitahuan di wa grup sekolah kuintip dengan sedikit penasaran bahwa tanggal ini diundur liburnya menjadi keesokan harinya. Sedikit kecewa tapi tak masalah menurut ku hanya bertukar hari saja libur nya. Tergelitik jemari ini mau membuat pantun:

Perawan julid tak ada yang suka,
Dengar omongan buat tersinggung,
Perayaan Maulid di pulau Bangka,
Ditandai dengan tradisi Nganggung.

Pagi hari selasa ini tetap jalani rutinitas seperti biasa, sedari subuh sudah berjibaku dengan aktifitas menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga. Setelah itu mempersiapkan diri berangkat menuju sekolah karena jam mengajar hari ini sangatlah padat. 

Saya tinggal di pulau kecil yang berdampingan dengan pulau kecil lainnya, tepat pada bulan November tahun 2000 kepulauan tempat tinggal saya sudah menjadi provinsi ke 31 di Indonesia yaitu provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di pulau Bangka tempat tinggal saya menetap saat ini masyarakat nya cukup kuat dalam memegang adat istiadat dan tradisi. Di pulau Bangka masyarakatnya terdiri dari banyak suku bangsa yang mendiami pulau ini, bahkan etnis Tionghoa merupakan warga yang sudah lama menetap di pulau ini.

Sebagai tanah Melayu, di daerah kami ada beberapa tradisi yang masih diadakan sampai sekarang, salah satu nya adalah tradisi Nganggung. Tradisi Nganggung merupakan warisan turun temurun yang diwariskan sejak dahulu sampai sekarang. Nganggung dalam bahasa Indonesia adalah membawa barang atau sesuatu yang diletakkan pada bahu seseorang ke suatu tempat, dalam hal ini tujuannya adalah masjid atau balai desa. Adapun barang yang dibawa masyarakat pada acara Nganggung adalah makanan yang diletakkan pada tempat kalau di daerah kami namanya dulang. Berbentuk bulat, ceper berdiameter kira-kira 50cm terbuat dari bahan besi atau kaleng yang dikombinasikan dengan beberapa warna.

Dulang sebagai tempat makanan dan dilengkapi dengan alat penutupnya yang dinamakan tudung saji. Berbentuk bulat sedikit cembung seperti setengah lingkaran yang terbuat dari pelepah daun nipah yang dianyam dan bagian luarnya di beri cat tiga warna, yaitu merah, hijau dan kuning. Menurut Pak Elvian seorang budayawan di pulau Bangka, bahwa kata tudung saji, saji diambil dari kata sesajen. Sehubungan di pulau Bangka masyarakatnya multilateral, ada perpaduan budaya Hindu yang memiliki tradisi membawa sesajen ketempat ibadah sebagai ritual mereka. Sehingga tradisi Nganggung ini ada percampuran kebudayaan antara agama Islam dan Hindu.

Di pulau Bangka dengan penduduk yang berjumlah sekitar dua jutaan jiwa hidup damai dengan keberagaman adat istiadat nya. Banyak penduduk pendatang yang merantau di pulau Bangka, misalnya dari Jawa, Medan, Padang, Palembang, Kalimantan, dan banyak lagi penduduk pendatang yang berasal dari daerah lainnya. Semua hidup damai dan berdampingan sehingga saling toleransi pada adat istiadat masing masing daerah.

Untuk perayaan hari besar Islam tradisi Nganggung hampir diikuti seluruh masyarakat di pulau Bangka. Apabila acara pada malam hari, para ibu-ibu sudah ke pasar pagi hari nya untuk membeli bahan makanan yang akan dimasak dan dibawa ke masjid dalam acara Nganggung. Sebagai perwakilan yang membawa makanan ke masjid biasanya dari kalangan bapak-bapak sembari mengikuti acara perayaan hari besar yang diperingati, misalnya Maulid Nabi.

Susunan acara peringatan Maulid Nabi biasanya diawali dengan ibadah sholat Maghrib, setelah itu para bapak-bapak membawa dulang yang berisi makanan dari rumah masing-masing menuju masjid, setelah sampai di masjid akan disambut oleh petugas masjid yang akan mengumpulkan dulang-dulang tersebut pada tempat yang telah disediakan. Pada waktu masuk azan sholat Isya' berkumandang, semua jamaah melaksanakan ibadah sholat Isya terlebih dahulu. Acara berikutnya dilanjutkan dengan ceramah agama yang bertema hari besar yang diperingati, sehubungan dengan malam ini adalah memperingati har kelahiran nabi yang lebih dikenal Maulid Nabi Muhammad SAW.

Setelah selesai ceramah agama tentang Maulid Nabi, para petugas membagikan dulang dulang sesuai dengan posisi tempat duduk masing-masing, biasanya setiap satu dulang diperuntukkan bagi empat orang. Setelah selesai ceramah agama, ditutup dengan doa dan diakhiri dengan makan bersama bagi semua jamaah yang mengikuti Nganggung tersebut.

Saat makan bersama inilah tergambar nilai sosial diantara jamaah, saling silaturahmi dan bertegur sapa serta berbincang hangat antar sesama anggota masyarakat yang bersatu di dalam acara Nganggung sebagai peringatan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW. Bersamaan dengan acara Nganggung ini kita dapat berbagi rezeki dengan sesama anggota masyarakat. Nilai agama yang terkandung dengan perayaan serta ceramah agama tentang Maulid Nabi, diharapkan dapat menambah keimanan dan ketaqwaan, serta kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Semoga ajaran dan sunnah Nabi Muhammad dapat kita jadikan contoh dan suri tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Demikian lah sekelumit cerita tentang tradisi Nganggung yang diadakan di daerah tempat tinggal saya pulau Bangka, provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Kecintaan dan kerinduan pada Nabi besar Muhammad SAW, sedikit saya goreskan pena aksara. 


"Rindu Rosulullah"

Tangis haru berbalut syahdu
Hening malam pecahkan sendu
Ingat pemimpin umat bersatu
Dengan bisikan Malaikat sampaikan Wahyu

Rosulullah... besar jasa bagi umat manusia
Bawa alam gelap menuju terang benderang
Bawa dunia penuh angkara menuju kedamaian
Benar salah menjadi terang penuh rahmat

Hati bersih suci mulia penuh kharisma
Sebarkan salam ajarkan kebaikan
Wahyu Allah tersampaikan kepada umat
Muhammad... Rosul cinta umat
Rela berkorban, tempuh jalan berduri sampaikan ajaran kepada umat

Sungguh besar jasamu ..
Tak ternilai tak terkira tak terbalaskan
Rinduku padamu ya Muhammad
Manusia pilihan yang dirindukan umat







2 komentar:

  1. Keren Ama... Alhamdulillah...ok, tulisan e mengalir, ide e ge dak lompat lompat....bahasa e mudah dipahami. Lanjut ama...

    BalasHapus