Menu

Senin, 01 November 2021

Proofeading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 1 November 2021
Resume : 13
Gelombang : 21
Tema : Proofeading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd


Hari yang telah dilalui sungguh terasa singkat
Dari pagi ke siang, siang ke sore hingga malam begitu cepat berlalu
Hari ini Senin, tak terasa Selasa, berlanjut Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu bahkan Ahad tak terasa berlalu
Tak ada kata hanya duduk termangu..
Setiap saat selalu berjibaku dengan rutinitas yang buat lupa waktu...
Padahal.. hidup di dunia hanya tinggal menunggu..
Menunggu waktu kapan akan bertemu
Pemilik raga dan hati ini..

Sepenggal puisi di atas sebagai pengingat apalah arti hidup ini bila hanya dunia yang kita kejar, tetapi lupa akhirat kehidupan abadi. Hari ini dari pagi sampai sore bahkan senja hampir terlewati barulah saya akhiri aktivitas di luar rumah dan menjelang magrib bisa bertemu dengan dua anak gadis manis yang telah menunggu di depan pintu.

Jam 19.00 WIB sudah ada sapaan dari Bu Ros di wa grup belajar menulis, karena beliau sebagai moderator dan pemateri malam ini Bapak Susanto, S.Pd dengan tema Proofeading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Dengan seksama ku telaah apa itu Proofeading..? karena baru pertama saya mendengar istilah ini.

Sebelum memulai materi Bapak Susanto menyampaikan tujuan belajar pada malam ini adalah : Setelah membaca, menyimak, dan/atau menyaksikan video tentang proofreading dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian proofreading
2. Menjelaskan hal-hal yang menjadi objek proofreading 
3. Melakukan proofreading menggunakan KBBI dan PUEBI Daring sebagai alatnya.

Bapak Susanto mengatakan bahwa proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. *kesalahan* yang dimaksud di sini termasuk kesalahan *penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata. Perlu juga diketahui bahwa proofreading *tidak sekedar* menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga *logika dari sebuah tulisan*, apakah sudah masuk di akal atau belum. Jadi, *tugas seorang proofreader* bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa *diterima logika dan dipahami.*

Barulah sedikit saya mulai memahami apa itu proofeading. Sebagai seorang proofreader menurut Bapak Susanto harus dapat mengenali:
- apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
- susunannya sudah tepat atau belum
- substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak. Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Oleh karena itu, kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan diselesaikan. Lakukan proofreading HANYA DAN HANYA JIKA tulisan sudah selesai, naskah buku sudah selesai

Bapak Susanto juga menasehati kapada Para Guru Menulis, "Tulis saja, jangan pedulikan teknis. Salah _nggak papa_ mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing."
Berdasarkan nasehat Bapak Susanto diharapkan sebagai penulis, menulis lah setiap hari, karena dengan menulis kita dapat mengasah ide kreatif dan selalu menghasilkan karya inovatif setiap hari.

Proofreading dilakukan oleh penulis, jika naskah sudah selesai dan setelah naskah diendapkan beberapa saat, sehingga ia dapat berperan sebagai calon pembaca yang dapat melihat di mana kekurangan atau kesalahan dalam tulisan tersebut.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam Proofeading yaitu :
@ Langkah Pertama
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
@ Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks. 
@ Langkah Ketiga
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
@ Langkah keempat
Hindari kesalahan yang tidak perlu misalnya *_typo_* atau kesalahan penulisan kata dan *singkatan kata.*
Sedikit bahkan tidak adanya kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman. *Kesalahan lain misalnya*, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Untuk ini, penulis mestilah menguasai EYD (sekarang PUEBI) dan kata-kata baku di KBBI
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI & PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuannya
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
*Cara mudah melakukan proofreading terutama pada ejaan*
- Setelah tulisan di blog selesai, buka jendela draft, dan buka juga jendela pratinjau.
- Baca tulisan pada jendela pratinjau
Jika ada kesalahan penulisan, blok kata yang salah lalu di *copy*
- Setelah itu buka jendela draft, tekan tombol CTRL + F
- Tempelkan salinan tadi di kolom pencarian CTRL + V
- Akan muncul highlight tulisan, kita lakukan perbaikan, setelah itu klik tombol simpan atau CTRL + S
- Buka jendela pratinjau, kemudian *refresh* atau tekan tombol F5
Inilah ilustrasi menggunakan Wordpress dengan mode penulisan Classik yang disampaikan Bapak Susanto.

Begitu lengkap materi yang disampaikan Bapak Susanto, barulah saya mengetahui apa itu Proofeading dan langkah-langkah dalam melakukannya. Beberapa pertanyaan dari peserta dijawab sangat jelas dan disertakan contoh oleh beliau, sehingga bertambah jelas materi yang disampaikan. Terima kasih atas materi yang disampaikan Bapak, semoga ilmu yang disampaikan dapat dimengerti dan dipraktekkan dalam melakukan Proofeading dalam tulisan kita masing- masing sebagai penulis dalam pembelajaran ini.




16 komentar: