Menu

Kamis, 07 Juli 2022

TANPA JUDUL

Pagi ini saya sudah membuat ibu meneteskan air mata. Sedih memang yang ibu rasakan saat melepas keberangkatan kami untuk pulang kembali ke pulau timah tempat saya berdomisili. Setelah mengecek dan membereskan semua perlengkapan yang akan kami bawa pulang, saya bersalaman dan memohon izin kepada ibu.

"Bu, Susan berangkat dulu ya, mohon maaf lahir dan batin", saya ucapkan saat bersalaman dengan ibu. "Padahal ibu sudah memesan ayam kampung untuk dimasak saat lebaran dan kita tidak jadi lebaran bersama", Isak ibu menahan tangis dan air mata yang jatuh ke pipi. Sambil bersalaman dan mencium tangan serta memeluk erat bahu ibu yang sudah mulai mengurus badannya. Saya mencoba merayu ibu, mungkin suatu hari nanti kami akan kembali lagi ke Palembang. 

Mengingat si sulung memang kuliah di palembang sehingga masih banyak waktu dan kesempatan untuk berkunjung ke Palembang. Sempat mau mengajak ibu untuk berangkat bersama ke Bangka, tapi ibu menolaknya karena waktu yang tidak memungkinkan. Dengan keberangkatan yang mendadak, membuat ibu sedikit berat melepaskan kepergian kami.

Setelah berpamitan kepada semua anggota keluarga, kendaraan kami mulai melaju menyusuri jalan menuju pelabuhan Tanjung api-api. Perjalanan menuju pelabuhan kami tempuh memakan waktu satu setengah jam. Alhamdulillah kendaraan kami sampai ke pelabuhan dengan selamat. 

Berbeda saat keberangkatan dari pelabuhan Tanjung kalian Muntok, di pelabuhan penyeberangan Palembang menuju Bangka, penumpang tidak begitu ramai. Sehingga tidak terlalu lama antrian kendaraan untuk masuk kapal. 

Kami sudah masuk kapal dengan selamat, sedikit hal yang membuat sedih. badan diva tiba-tiba panas, dan hanya terbaring bersandar di samping saya dengan kepala sedikit pusing. Ya Allah, semoga diva segera membaik dan sehat selalu.

Memang silaturahmi itu sangat baik dan memberikan dampak positif dalam kehidupan sosial. Akan tetapi memang kita perlu sedikit kegigihan dan perjuangan untuk mencapainya. Kondisi tubuh kita harus fit dan harus sabar menunggu kita sampai ke tujuan.

Davina anak kami yang kedua tertidur juga di sebelah saya karena kecapekan berada di dalam kendaraan. Yang jelas semua pengorbanan kita semoga memberikan manfaat dan selalu mendapatkan keridhaan dari Allah Yang Maha Kuasa.

Inilah cerita saya hari ini, semoga tulisan kecil ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang. Kedepannya kita harus sadari bahwa hidup yang kita jalani ini adalah ketentuan dari Allah. Harus kita terima dan jalani dengan keikhlasan, supaya kehidupan kita menjadi lebih bermakna.





6 komentar:

  1. Mantap Bu Susan kreeen ,terima kasih informasinya

    BalasHapus
  2. Memang rencana milik kita, sedang keputusan milik Allah.

    BalasHapus
  3. Bu Susi dan Bu Susan memng penulis yang punya kelebihan dibidangnya masing2. Salam buat keluarga besar

    BalasHapus