Menu

Rabu, 13 Oktober 2021

Menulis Semudah Ceplok Telur

Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke : 5
Tanggal : 13 Oktober 2021
Gelombang : 21
Tema : Menulis Semudah Ceplok Telur
Narasumber : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H.


Malam.... Ingin ku gapai pekatmu..
Ku nikmati indahnya pesona bintangmu..
Peluk hangat keharuanmu di kala sepi
Mendayu.. merayu.. hanyutkan keegoanku 
disiang hari..


Alhamdulillah ya Allah... Kupanjatkan puji dan syukur atas kehadiratmu, hingga saat ini saya masih diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan belajar menulis hari kelima ini dengan diawali sapaan santun Bapak Dail sebagai moderator dan dilanjutkan dengan salam hangat dari narasumber Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H dengan materi "Menulis Semudah Ceplok Telur".

Dahsyat sekali tema materi malam ini, rasa tak percaya saya membacanya... Menulis Semudah Ceplok Telur ? Pertanyaan lugas ini berkali kali tergiang di dalam pikiran. Karena anggapan ini masih jauh dari bayangan saya. Selama ini saya beranggapan menulis adalah kegiatan yang memerlukan waktu khusus yang harus dipersiapkan dan dengan materi yang lengkap barulah saya dapat menulis. Tapi anggapan saya benar-benar dimentahkan oleh Ibu Lilis.
"Tuk byar... Telur di ketuk, langsung masuk penggorengan siap disajikan", ini perkataan Bu Lilis  *Beberapa buku yang ditulis sahabat literasi se-Indonesia, dan semudah ceplok telur*. Setiap penulis harus memiliki keunikan masing-masing hal ini juga disampaikan Bu Lilis dalam menjawab pertanyaan dari peserta.

Menurut Bu Lilis tema malam ini adalah motivasi menulis yang diberikan kepada siapa saja yang ingin menjadi penulis hebat dunia. Saya mencoba mencerna ungkapan Bu Lilis, semoga saya juga dapat beranggapan menulis tidak sulit, menulis sangat mudah, semudah ceplok telur.

Saya pahami materi berikut nya.. ternyata benar agar kita dapat dikenang orang sepanjang hayat kita harus menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati dan memberikan manfaat bagi orang lain. Dengan menulis tentunya akan terukir nama kita pada karya tersebut semoga menjadi amal ibadah serta akan dikenang walaupun kita telah tiada.

Memang benar hadist ini dapat dijadikan alasan tepat untuk kita menulis, sebagai bukti nyata Al Qur'an masih dapat kita baca, pahami, bahkan kita amalkan karena pada zaman dahulu Wahyu yang berupa ayat-ayat yang disampaikan malaikat Jibril kepada nabi Muhammad, dicatat oleh para sahabat, kemudian lembaran-lembaran itu dikumpulkan dengan izin Allah menjadi kitab suci Al-Qur'an.

Tiga hal ini merupakan ungkapan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh saya, bahwa benar yang menggerakkan pensil untuk menulis itu adalah tangan kita, jadi kita memang harus memiliki niat yang kuat sehingga kita memiliki keinginan untuk menulis. Dalam menulis banyak hal yang akan kita temui, tentu untuk menjadi penulis yang baik kita harus banyak belajar dan membaca sehingga dapat mengasah kemampuan kita. Apabila dalam menulis kekurangan yang kita rasakan dapat diperbaiki dengan jeda waktu yang ada, tentu semakin sering kita menulis kita dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan dalam tulisan kita dan segera kita perbaiki. 

Bu Lilis mengatakan menulis pakai hati sehingga sampai kepada pembaca ungkapan hati kita, karena dengan hati yang bersih pikiran kita juga akan bersih dan menghasilkan karya-karya indah yang bisa dinikmati pembaca.

Ungkapan Bu Lilis " Menulis adalah berteriak pada dunia tanpa suara". Sungguh benar apa yang dikatakan Bu Lilis dengan menulis kita dapat menyampaikan ungkapan rasa, isi hati, perasaan yang tak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata. Dapat berupa cerpen, pantun, puisi bahkan artikel yang memberikan informasi kepada pembacanya.

Pembelajaran malam ini menurut saya "amazing" tentu para peserta semakin termotivasi untuk selalu menulis, begitu banyak pertanyaan telah dijawab dengan lugas, tepat, penuh makna oleh Bu Lilis sebagai narasumber.

Semakin kecil rasa diri ini setelah melihat karya-karya hebat dari pemateri yang mengisi belajar menulis asuhan OmJay ini. Rasa terlambat mengapa baru sekarang saya mengenalinya. Tetapi muncul keyakinan dalam hati... Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Hal ini bagi saya dapat dijadikan pecut untuk saya selalu menulis dan terus menulis untuk meluangkan apa yang ada dalam pikiran saya. Terima kasih Bu Lilis atas motivasi berharga ini, semoga kedepannya saya dapat menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak...



18 komentar:

  1. Resume bu Susan Singkat padat jelas dan informatif. tambahan dikit utk next coba pilihannya lurus kanan kiri atau justify. Semangat bun

    BalasHapus
  2. berbakat puisi

    Malam.... Ingin ku gapai pekatmu..
    Ku nikmati indahnya pesona bintangmu..
    Peluk hangat keharuanmu di kala sepi
    Mendayu.. merayu.. hanyutkan keegoanku
    disiang hari..

    BalasHapus
  3. Mantap, Bu Susan. Pengantar yg puitis.. Lanjutkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bapak....., Semangat bergabung ya pak...

      Hapus
  4. Terlihat sekali bu susan ini cerdas banget, bisa langsung jadi puisinya jg 💓

    BalasHapus
  5. Pecutan yang dahsyat. Ceplok telur yang penuh gizi.

    BalasHapus