Menu

Jumat, 17 Juni 2022

Patungan Emas


Saya seorang tenaga pengajar pada salah satu sekolah kejuruan ternama di kepulauan Bangka. Sekolah teknologi dengan bermacam -macam jurusan teknik keahlian. Jurusan bangunan, elektronik, mesin, otomotif dan teknik informatika atau dikenal dengan istilah Belmoti. 

Hari-hari dilewati bersama teman-teman seprofesi dengan berbagai macam rasa. Teman-teman sesama guru di sekolah saya berasal dari daerah yang berbeda-beda ada yang berasal dari Palembang, Padang, Jawa, Bangka, bahkan ada yang dari Kalimantan Selatan. Sedangkan Saya sendiri bingung dari mana saya berasal karena ayah kelahiran dari Salatiga, ibu dilahirkan di Padang. Sementara saya dilahirkan di kota Pangkalpinang, dan seandainya mau mudik tujuan nya ke Palembang, orang manakah saya..? Hem .... Orang Indonesia saya menjawab disaat muncul pertanyaan seperti itu.

Rutinitas yang kami jalankan di sekolah mulai masuk jam 07.00 WIB pagi sampai selesai jam 15.20 WIB, sehingga saya sampai ke rumah hampir jam 16.00 WIB. Hal ini dikarenakan jarak sekolah ke rumah lumayan jauh dan lalulintas nya sangat ramai. 

Selama satu minggu kami jalankan aktivitas dari hari Senin sampai hari Jumat seperti itulah kegiatan kami sebagai seorang guru yang mendidik siswa-siswi untuk menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Selain mengajar di kelas kami juga memiliki tanggung jawab sebagai wali kelas yang mengkoordinir siswa dan memfasilitasi hubungan siswa dengan pihak sekolah. Sebagai jasa jerih payah kami mendapatkan honor setiap satu bulan sekali, disamping gaji yang kami terima setiap bulan. 

Selama masa yang lalu honor wali kelas selalu habis dibelanjakan tak bersisa. Muncul dalam pikiran saya sebagai seorang ibu-ibu yang suka pada kegiatan arisan aku memberi usul kepada teman-teman bagaimana kalau kita kumpulkan uang. Tetapi uang yang dikumpulkan kita belikan berupa emas, sehingga uang tidak habis tetapi ada barang yang bisa kita jadikan untuk investasi, sebagai perhiasan dan apabila kita memerlukan uang, emas itu dapat kita jual atau kita uangkan.

Beberapa teman menyetujui usul itu sehingga kami mengumpulkan guru-guru yang berminat untuk mengikuti arisan emas tersebut. Kalau saya menyebutnya sebagai patungan artinya dalam bahasa Indonesia bersama. Pada prinsipnya, uang yang dibayarkan setiap bulan tidaklah selalu sama. Apabila harga emas dari toko emas langganan naik, kita sesuaikan sumbangannya dengan harga yang naik tetapi apabila harganya turun kita sesuaikan pula dengan harga yang turun. Prinsip dalam sukong emas ini adalah keterbukaan, sehingga tidak ada yang dirugikan.

Awalnya peserta yang mengikuti patungan emas berjumlah 10 orang dan apabila ada yang dapat dia akan mendapat cincin emas seberat 10 mata. Kalau di daerah kami ukuran emas itu berupa "mata" biasanya harga satu mata emas berkisar antara Rp.320.000 sampai Rp.340.000. Bergiliran teman yang dapat dari nomor 1 sampai nomor 10, disaat ada yang mendapatkan giliran dapat sukongan emas, kami akan pergi beramai-ramai bersama teman di saat jam kosong mengunjungi toko emas langganan menaiki transportasi on line dengan hati bahagia sambil refreshing.

Berhubung rutin setiap bulan mengunjungi toko emas tersebut, sehingga wajah saya sudah dikenal oleh "Ako" (panggilan pada laki-laki yang lebih tua umurnya dalam bahasa cina) karena keseringan saya mengunjungi toko emas, jadi penjualnya pun sudah hafal dengan kedatangan saya.

Setelah selesai sumbangan untuk 10 mata ternyata kami dapat merasakan manfaatnya, daripada mendapat uang honor habis dengan begitu saja lebih baik kalau mendapatkan cincin, sehingga bisa untuk jadi simpanan, bisa dipakai sebagai perhiasan, dan bisa dijual apabila ada keperluan.

Arisan atau sumbangan emas ini menurut kesepakatan bersama, berlanjut dan pesertanya menjadi 15 orang sehingga disaat mendapat nomor giliran dapat sumbangan emas, besaran yang didapat sebesar 15 mata. Kurang lebih selama 10 bulan sumbangan emas ini terselesaikan. Bagi kawan-kawan yang dapat giliran sukong emas, tentu merasa bahagia karena dapat memakai cincin seberat 15 mata, apabila diuangkan kurang lebih mendapat sebesar Rp.5.000.000.

Inilah salah satu bentuk kebersamaan kami disela aktivitas dari pagi sampai sore di sekolah. Dan kegiatan ini menjadi hiburan, bahan candaan, serta cerita dan seru-seruan pada saat kebersamaan dengan kawan di sekolah. Ada teman yang berharap sukongan emas ini dapat berlanjut, karena pada prinsipnya kita tidak akan rugi menjadikan emas sebagai alat investasi. Bahkan dapat memberikan keuntungan apabila kita simpan dan dalam waktu yang agak lama, baru kita jual karena semakin lama harga emas semakin naik.

Semoga selamanya hingga sampai masa yang akan datang persahabatan Kami selalu erat walau ditengah kesibukan dan rutinitas yang padat. Pada prinsipnya hidup ini harus kita jalani dengan hati bahagia, karena dengan hati bahagia segala beban akan terasa ringan. Lelah yang kita rasakan bisa menjadi amal ibadah untuk akhirat nanti.

6 komentar: