PUISI – PUISI
ILLAHI ROBBI
Senja sepi sunyi terkurung langit kelam
Pertiga malam tengadah hati sujud khusyuk pada Illahi
Sadari semua khilaf diri hina tiada daya
Mengalir bulir bening menetes sentuh jiwa kosong meronta
Mohon ampun gerak raga sombong duniawi
Malu akui jejak dosa bagai buih dilaut luas
Sejak dulu berpundi - pundi rogohkan naluri hingga kini
Sujudku.. harap doa sendu meratap menagih kasih
Langit kelam mencekam saksi dialog kasih harap simpati
Wajah tunduk tangan bersimpuh tiada henti
Lemah tak berdaya pandangi diri
Menanti jawaban kepastian ampunan sang penguasa bumi
Ya… Illahi Robbi..
Ampuni khilaf tenggelam noda dalam laut buih putih
Janji tak akan ulangi kesalahan ini
Tatap mata penuh harapan sinar mentari pagi
Langkah kaki lurus menemui mimpi sang penguasa kasih.
ZAHIR WANITA
Tawa riang berbalut pesona senyuman bidadari
Menangis hangat dalam dekapan erat manja merayu
Perih tak kau hiraukan, peluh basahi tanah tandus
Sejahteralah tersayang kuatkan iman tanda ketaqwaan
Kasih indah samudera membiru
Pandangan teduh jiwa sang pujangga
Tutur kata tegas suasana hening malam
Goreskan luka hati tiada rasa pejuang cinta sejati
Wanita tangguh penakluk singgasana cakrawala
Tak menyerah walau di ujung kobar panas membara
Masalah bertubi dalam genggaman kokoh bertaruh nyawa
Lincah menari menghibur hati goresan pelangi
Ya Allah…
Bahagiakan sepanjang hidup penuh kenangan manis
Lindungi dalam naungan keridhoan Illahi Robbi
Anugerah kasih sayang tulus sepenuh hati
Rindu berbalut lembayung senja menyentuh kalbu merona
Setia menanti, pastikan hujan turun ke bumi.
KESUNYIAN
Kesunyianku… Terbelenggu sepi sendiri ruang hampa tak berpenghuni
Saat menatap langit mendung dalam kegelapan pekat malam
Saat berkata… hening tiada jawaban patung bersusun rapi
Saat tersenyum hampa tanpa balasan terdiam tersisih
Kesendirianku… tak berbalaskan putaran waktu
Semua jauh seakan tak mau tak peduli kasih putih
Kesedihanku meraja lela hati lemah tunggu perahu berlabuh
Sedih… sedih… kurasakan
Sakit… sakit… kesepianku menusuk sembilu
Berharap ada hati setia mendampingi indah malam penuh bintang
Tapi.. dimana.. dimana kekasih pautan jiwa
Tidakkah kau rasa kesunyian tersesat jalan sepi
Tanyaku penuh harap.. warna warni pelangi
Ya Allah… serah jiwa raga pada -Mu..
Dalam kepasrahan dan ketaatan doa panjatkan
Lepas hasrat benteng kokoh kesepian
Semoga Engkau naungi kesunyian gelap malam.
AKU
Terungkap fakta di balik rupa bersolek indah
Pendam cerita seribu bahasa selalu mempesona
Peduli sesama bertaut rasa bersulam benang kasih
Ciptakan bahagia walau rela binasa penggal setitik rasa
Setia beradu pelukkan rindu kadang terlupa
Bawa damai nikmati dunia penuh makna
Hati bahagia pancarkan aura lembayung senja
Senyum mawar merekah bangkit pesona raga
Aku… adalah aku…
Tutur kata bicara baku tak sakiti kalbu
Elakkan munafik tanpa ragu membelenggu
Berucap malu bagai bunga merunduk layu
Allah kuatkan gerbang keimanan, redam nafsu arahku.
IZINKAN MENCINTAIMU
Hati gemuruh degup kencang tiada menentu
Pandang langit sampai kaki tak berujung
Risau hati gerus waktu berlalu kencang pelana kuda
Menanti kepastian langit mendung payung pelangi senja
Gelisah jiwa meronta getarkan cakrawala
Ingin teriak beban berat sesakkan dada
Hanya diam seribu kata bagai kota tak berpenghuni
Tak dapat bicara indah bunga mekar mewangi
Langit teduh bertahta mahkota raja
Menatap jauh langkah tersisa menahan perih sampai kau kembali
Tenangkan dari gelora jiwa sang penjaga hati
Luapkan cinta peluk tumpahkan segala rasa
Sudut hati sendiri menunggu jawaban berbalas kasih
Pandangan hangat tumbuh merayu, menggoda langit turun ke bumi
Dekap rindu genggam jemari hingga pelangi tersenyum
Bersambut cinta yang ku mau, beriringan bagai janji matahari kepada bulan.
PROFIL PENULIS
SUSAN ANGGRAINI, S.Pd lahir di Pangkalpinang 20 November 1980. Sekolah di SD Negeri 12, SMP Negeri 1 Pangkalpinang, SMA Negeri 1 Palembang, kuliah di Universitas Sriwijaya Prodi FKIP Ekonomi Akuntansi lulus tahun 2003. Penulis seorang guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang.
Sebagai guru Sejarah Indonesia kemampuan bercerita di kelas memberikan tantangan tersendiri, hal ini penulis rasakan termasuk dalam memotivasi siswa menjadi pribadi tangguh dan berakhlak mulia. Sebagai guru penulis harus memastikan para siswa mengerti tantangan masa depan yang akan mereka hadapi, mereka harus siap menghadapi tantangan itu dengan mempersiapkan diri untuk terjun langsung dalam dunia kerja yang sesungguhnya..
Dalam menulis belum banyak pengalaman yang dapat dibagikan. Penulis baru belajar menulis puisi setelah mendengar cerita teman sesama guru yang telah memiliki buku analogi. Penulis tergoda untuk mengasah kemampuan merangkai kata menjadi bait puisi dan dibukukan dalam Analogi Puisi bergabung dengan Pak Mukminin dari Lamongan. Semoga kedepannya Penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi dan menjadi pujangga yang bergelut dengan puisi-puisi indah.
Alamat email : susan.anggraini17@gmail.com
Blog : susansukses.blogspot.com
FB : susandani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar