Menu

Minggu, 12 Juni 2022

IBU

Malam semakin larut, saat saya belum laksanakan sholat Isya rasa kantuk begitu mendera. Berjalan tertatih menuju belakang untuk berwudhu sambil membersihkan rongga mulut, yang sudah bekerja sedari pagi. Selesai wudhu saya tunaikan sholat. Dalam doa terlintas wajah syahdu dan bersahaja, dia adalah Ibu...


Terlintas bayangan saat dahulu, masa kecil yang penuh kenangan bersama ibu. Di masa kecil, saya adalah anak kesayangan ayah dan ibu. Setiap ibu pulang kerja, selalu membawa makanan untuk kami anak tercintanya. Tawa riang kami saat menikmati makanan yang dibawa ibu membuat suasana rumah menjadi senang bahagia.

Meskipun lelah yang ibu rasakan pulang bekerja, melihat tawa bahagia kami menjadi obat lelahnya. Ibu seorang guru yang mengajar pada sekolah menengah di kota Pangkalpinang. Ibu adalah pendidik yang berkharisma dan memiliki karakter tegas pada siswa. Sosok guru yang bersahaja dan selalu akrab pada banyak siswa. 

Saya anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak tertua bernama Susi sangat sayang dan begitu perhatian pada saya sampai sekarang. Abang yang kedua bernama Dedi, beliau juga sangat menyayangi saya, meskipun kini sudah tiada. Tahun 2017 dia meninggal dunia karena penyakit diabetes. Adik bungsu saya bernama Dian, kami begitu akrab bahkan ada yang bilang seperti anak kembar.

Ibu selalu mengajarkan kami semua untuk selalu berlaku sopan dimanapun kita berada. Tutur kata yang baik, salam dan sapa harus diterapkan kepada semua orang. Dalam belajar menuntut ilmu, ibu selalu berpesan tuntutlah ilmu setinggi langit supaya kalian dapat hidup senang di masa depan. Jangan pernah tinggalkan sholat dan selalu mendekatkan diri pada Maha Kuasa. Kejujuran dan tanggung jawab modal utama dalam bekerja, sehingga kita dapat dipercaya oleh orang. Begitu bermakna dan merasuk hati semua nasehat yang ibu sampaikan.

Sekarang ibu berada di rumah kediaman kakak tertua. Rasa rindu selalu menggoda untuk berjumpa dengan ibu. Ingin memeluk tubuh ibu yang tak sebesar dahulu. Mencium dan bersujud di depan pangkuan ibu, sambil mengingat kenangan di masa dahulu.

Begitu besar jasa ibu yang melahirkan dan membesarkan anak-anaknya tanpa pamrih. Bekerja mencari nafkah membantu ayah, namun tetap menjalankan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Begitu mulia hati seorang ibu. Perjuangan seorang ibu takkan pernah dapat terbalaskan sampai kapanpun.

Ingin bertemu langsung dengan ibu, membuat hati selalu terbayang akan kelembutan dan kesahajaannya. Banyak hal yang dapat saya ingat sampai sekarang semua nasehat ibu. Semoga suatu hari saya dapat mengunjungi ibu dan menumpahkan kerinduan pada ibu tersayang. Besar harapan dan doa semoga Ibu sehat dan bahagia selalu.

3 komentar:

  1. Orang bilang ibu adalah jimat keberkahan. Semoga sehat sehat ibu dan keluarga besar Bu Susan

    BalasHapus
  2. Hhhmmmm.....ibu, selalu ada cerita tentang ibu. I love ibu...

    BalasHapus