Menu

Senin, 20 Juni 2022

KELUARGA

Malam ini, saya teringat pada sebuah lirik lagu yang bertema tentang keluarga. Lirik lagunya adalah sebagai berikut :
"Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada Tara adalah keluarga"
Betapa bahagianya apabila memiliki keluarga utuh yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Kasih sayang di dalam keluarga tentu akan mengalir bagai air hujan yang membasahi bumi.
Saya adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Saudara pertama saya seorang kakak yang sekarang menetap di Kayu agung Sumatera Selatan. Saudara yang kedua, seorang laki-laki dan sekarang sudah almarhum. Adik perempuan saya sekarang menetap di Palembang. Kami empat bersaudara dengan domisili yang berbeda-beda.

Cerita mengenai ayah yang begitu sayang kepada saya, sejak tahun 2007 beliau meninggal dunia dikarenakan menderita sakit diabetes. Tanah kelahiran ayah saya adalah kota Salatiga Jawa tengah. Ayah saya memiliki saudara kandung laki-laki yang menetap di daerah Jakarta. Kakek dan nenek dari sebelah ayah juga berasal dari Jawa tengah.

Sementara ibu yang telah melahirkan dan mengasuh serta menyayangi saya sejak dulu, berasal dari daerah Pariaman Sumatera barat. Ibu memiliki banyak saudara. Saudara ibu yang pertama seorang laki-laki dan sudah lama meninggal dunia. Saudara kedua ibu juga seorang Datuk beberapa tahun yang lalu juga sudah meninggal. 

Adik laki-laki ibu sebelumnya menetap di daerah Jakarta, beberapa bulan yang lalu juga sudah meninggal dunia. Adik laki-laki ibu berikutnya tinggal menetap di daerah Pasaman Sumatera barat. Ibu juga memiliki dua adik perempuan yang bertempat tinggal di kota Padang. Adik laki-laki bungsu ibu tempat tinggalnya di daerah Pariaman Sumatera barat. Nenek dan kakek dari sebelah ibu berasal dari Sumatera barat. 

Semasa kecil kami lebih sering mengunjungi keluarga ibu yang berada di Sumatera barat. Sehingga saya lebih tahu dan mengenal budaya Sumatera barat dibandingkan dengan tradisi keluarga ayah. Kemampuan saya berkomunikasi lebih pandai bahasa Minang dibandingkan dengan bahasa Jawa.

Adat kebiasaan orang tua saya sungguh bertolak belakang. Ayah seorang Jawa yang bahasanya lembut, sementara ibu berasal dari Sumatera yang memiliki logat bahasa lebih tegas. Dikarenakan saya dilahirkan di pulau Bangka yang mendekati pulau Sumatera, tentu budi bahasa saya lebih condong seperti ibu.

Dalam keluarga besar, hubungan saat ini saya lebih intens berhubungan dengan keluarga ibu. Banyak hal yang dapat kita diskusikan, bahkan sampai meminta pendapat dari setiap permasalahan yang dihadapi. Masing-masing keluarga dapat berkomunikasi melalui media sosial, dikarenakan jarak yang berjauhan.

Sedangkan hubungan saya dengan saudara kandung, selain berkomunikasi via sosial media dapat juga saling berkunjung. Walaupun jarak tidak begitu dekat tetapi apabila ada waktu yang memungkinkan, saya akan berkunjung ke tempat saudara sekaligus untuk menemui ibu.

Bahagia terpancar dari wajah dan hati kami semua saat menikmati kebersamaan. Bersama anak-anak dan keponakan kami semua berbagi rasa keindahan dalam suatu keluarga yang tak ingin terpisahkan oleh waktu. Semua senang dan bersuka cita menyambut kebersamaan ini.


Selalu terselip rasa rindu yang tak terelakkan saat terpisah jarak antara satu dengan saudara yang lain. Berharap akan ada waktu kebersamaan yang menguraikan kerinduan di dalam hati kami semua. Begitu indahnya bila saling menjaga tali silaturahmi dalam keluarga. 

Semoga cerita saya dapat bermanfaat bagi kita semua. Sehingga kita dapat memaknai betapa pentingnya silaturahmi dalam suatu keluarga.

"Jalan-jalan ke kota Palembang,
Singgah dahulu untuk bertamu,
Hati berkata selayang pandang,
Bila rindu selalu ingin bertemu."

6 komentar:

  1. Wow....terus ayo terus...jangan pernah absent seperti diriku, yg akhirnya bingung harus memulainya dari mana...hhhmmm, harta yang paling berharga... adalah keluarga... mantap.

    BalasHapus