Menu

Selasa, 28 Juni 2022

MARTABAK


Hem..... Yummy... tema saya dalam menulis ke sembilan belas hari ini adalah "martabak". Martabak adalah makanan favorit kami sekeluarga. Rasanya yang manis membuat kita merasa bahagia saat menyantapnya. Martabak juga memiliki berbagai varian rasa. Membuat kita sekeluarga menjadikan makanan ini sebagai selingan selain makanan pokok.

Martabak Bangka merupakan makanan yang sangat terkenal hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Apabila di daerah luar pulau Bangka, orang menjual martabak dikenal dengan martabak Bangka. Di Bangka sendiri penjual martabak lebih dikenal dengan martabak manis.

Martabak Bangka memiliki cerita sejarah tersendiri. Pada zaman dahulu martabak ini merupakan makanan yang dibuat oleh orang Cina yang berada di Bangka. Di Bangka Belitung pada awalnya orang menyebut makanan ini dengan nama "hok lo pan". Makanan ini diperkenalkan oleh orang Hakka (khek) yang merupakan orang Cina yang tinggal di daerah Bangka. Dari segi bahasa "hok Lo pan" artinya kue orang hoklo.

Martabak itu sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu muttabak, matabbak, metabbak. Asal mula makanan martabak pertama sekali dibuat oleh orang Arab. Pada tahun 1950 makanan ini populer di Bandung, dan diperkenalkan oleh Hioe kiew sem dari daerah Jebus Bangka. Sehingga makanan ini menjadi terkenal secara menyeluruh di kalangan masyarakat Bangka.

Martabak ini memiliki dua jenis rasa. Ada martabak rasa manis dan rasa asin. Martabak manis terdiri dari varian rasa coklat, keju, kacang tanah, wijen, jagung manis bahkan sampai pisang sebagai topingnya. 
Untuk martabak yang memiliki rasa asin biasanya merupakan campuran dari sayur,wortel, kentang, telur, daging ayam dan daging sapi sebagai bagian isi dari martabak. Untuk makan martabak asin ini biasanya ditambahkan kuah cuka untuk menambah pelengkap saat di nikmati.

"Rasa martabaknya enak sekali, adek suka semua rasanya, ada coklat, keju dan martabat telornya juga nikmat", ujar anak bungsu saya sambil menunjukkan jempol manisnya. Sementara saya, suami dan anak sulung masih menikmati martabak yang menjadi makanan kesukaan kami sekeluarga.

Selama kita menjalani kehidupan ini, alangkah baiknya bila kita selalu berbaik sangka kepada Allah. Allah Maha Pencipta, sangat baik kepada seluruh makhluk ciptaannya. Syukurilah segala nikmat yang telah diberikan Allah. Dengan bersyukur atas nikmat dari Allah, maka kita akan selalu diberkahi dan dirahmati Allah.

"Wangi kelopak bunga sampai sekanak,
Bawa kesini kembang bau menyengat,
Makan martabak sungguh sangat enak,
Bila ditemani segelas teh hangat".



4 komentar:

  1. Mantap Ama....konsisten...keren pula kisahnya...hhmm ntar jangan lupa martabak HAR....

    BalasHapus
  2. Iyaa betul martabak bangka terkenal looh, padahal yg jualan bukan orang bangka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di Bangka... Otomatis yg jual orang Bangka... Bu

      Hapus