Menu

Senin, 29 November 2021

Membuat Resume Mendunia


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 29 November 2021
Resume : 25
Gelombang : 21
Tema : Membuat Resume Mendunia
Narasumber : Ms. Phia

Oh My God... I feel I can't to make resume in English, because I am never to do. Tonight twenty five study write together PGRI. Teacher training is Ms. Phia and moderator Mam Aam. The theme is Membuat Resume Mendunia. Very amazing to me, because I want to try in English language.

Wadidaw... serasa seperti duduk di bangku sekolah ingat pada masa dulu, saat sekolah mohon maaf sebelumnya bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang selalu saya hindari. Rasanya sungguh sangat berat mengikuti pelajaran ini. Perlahan saya coba tantangan yang diberikan Ms. Phia sebagai pemateri, mencoba memberikan pendapat tentang Om Jay dalam bahasa Inggris. I want to try because is challenge.

Materi yang disampaikan Ms. Phia adalah kemampuan membuat resume dalam bahasa Inggris, sehingga dapat membagikan blognya pada orang yang berada di luar negeri. Menurut Ms. Phia membuat resume menggunakan bahasa asing sangatlah mudah, tetapi bagi saya yang tidak memiliki kemampuan berbahasa asing sangatlah sulit. Ms. Phia mengatakan bahwa yang membuat sesuatu itu sulit adalah pemikiran kita. Benar perkataan Ms. Phia apabila mindset kita berfikir sulit maka kita akan merasa sulit dan takkan pernah mencoba. Tetapi apabila kita beranggapan mudah tentu ada keinginan untuk mencobanya.

Ms. Phia mencoba mengajak para peserta untuk mencoba, Let's try your English Skill_ ayo kita cek kemampuan English Bapak ibu. Bu Aam grup kita buka 10 menit yaa. Coba bapak ibu buat tulisan berupa mini paragraph, dari gambar berikut dalam bahasa Inggris . Ditunggu yaa.. 10 menit saja lalu kita tutup kembali. Silahkan.... Apa yang dianggap sulit saat menulis dalam English? Hem rasa tidak percaya dan belum berani mencoba untuk buat resume menggunakan bahasa Inggris. Ada rasa malu dan tidak percaya diri apabila ada kesalahan dalam berbahasa Inggris.

Menurut Ms. Phia Online Tools / Aplikasi yang bisa di gunakan untuk menulis dalam bahasa Inggris apa saja? 
1. Google Translate
2. U Dictionary
3. Webster Online Dictionary
4. Oxford online Dictionary
Ada rasa dan keinginan untuk mencobanya. Selanjutnya Ms. Phia selalu bterus memberi motivasi untuk para peserta. Bapak Ibu Penulis hebat, saya adalah seorang penerjemah langsung yang disebut dengan Interpreter juga penerjemh tulisan yang disebut dengan Translator. Saya bisa menerjemahkan referensi, berupa buku atau panduan dan surat surat penting dalam bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia begitu pula sebaliknya. Buku Pertama saya yang saya tulis dalam Bahasa Inggria saya Beri judul *From Blog To Book*  Ini merupakan buku hasil resume belajar menulis pertama yang ditulis Ms. Phia dalam bahasa Inggris. Menurut saya kemampuan Ms. Phia sungguh tidak dapat disangsikan lagi. Sebagai guru bahasa Inggris dan memiliki kemampuan dapat berbicara beberapa bahasa asing.

Ms. Phia menjelaskan, meskipun hasil penerjemahan dri Google Translate sekarang sudah sangat berkembang lebih baik, dulu kalau kita menerjemahkan dengan Google Translate hanya bisa diterjemahkan per kata, hingga jika diterjemahkan dalam kalimat akan terdengar rancu, tapi sekarang bahkan ungkapan pun hasilnya sangat baik. Tapi kita masih membutuhkan tugas seorang translator karena mereka lebih handal dalam memilih diksi yang tepat dan sesuai dengan kelimuan yang akan diterjemahkan. Dan Kita semua bisa menjadi penerjemah serta penulis dalam Bahasa Inggris. Karena ada Mbah Google, dan banyak translate yang membuka jasa translation.

Materi yang disampaikan Ms. Phia memang sungguh menantang peserta, semoga saya dapat mempraktekkannya di masa yang akan datang. Apabila kita tidak pernah mencoba bagaimana kita bisa tahu di mana kesalahan kita. Beberapa peserta memberikan pertanyaan dan dijawab dengan lugas dan jelas oleh Ms. Phia sebagai pemateri, sesuai dengan materinya membuat resume menggunakan bahasa Inggris, karena  Ms. Phia satu - satunya yang telah membuat resume dengan bahasa Inggris. 

Salah satu pertanyaan peserta yaitu Bunda Susi dari Kayu Agung. Gel. 21
Izin bertanya Ms. Phia
Kosa kata English saya kurang sekali, dan saya butuh waktu lama untuk menterjemahkan maksud saya dalam bahasa English. Gimana cara mengatasinya lalu tips jitu apa sih yang bisa atasi insecure ini? Terima kasih🙏
Langsung dengan sigap dan sangat jelas Ms. Phia menjawab pertanyaannya :
1. Menerjemahkan bisa dibantu beberapa tools.. Bisa Google Translate untuk online banyak juga tools lain yang bisa di coba pakai seperti aplikasi U dictionary, sekarang lagi biasakan jika menerjemahkan sendiri, garis bawahi dulu kata kata yang dianggap baru baca atau baru lihat, selain menemukan kata baru, menerjemahkan pun akan melatih penguasaan Vocabulary. 
2. Insecurity itu biasanya muncul karena kita merasa kurang menguasai, kurang bisa, dan kurang kurang lainnya yang dirasa membebani pikiran.. Tentunya dalam penggunaaan English itu insecure karena kita jarang menggunakannya, A la bisa karena biasa. Saya selalu tekankan, kalau merasa tidak bisa terus dan terus tidak mau mencoba, yaa akan begitu saja hasilnya. 
Hilangkan insecurity dengan 
1. Coba tabrak lari, pakai dulu, bicara dulu, tulis dulu, masalah benar salah masalah nanti bisa di perbaiki. 
2. Yakin saja saat kita Fokus pada tujuan, apapun halanngannya termasuk rasa takut di tertawakan atau takut salah akan hilang dengan sendirinya, toh kalau kita dalam proses belajar, dan yang pasti.. Belajar anti ngeri.. 
3. Trust yourself. Believe in what you can do, Insecurity hadir karena kita kurang mempercayai kemampuan kita. 
4. You can do anything good if you start doing it!. Kalau tidak mulai kapan mau jadi bagusnya? 

Terima kasih atas materinya Ms. Phia semoga ada peserta yang mengikuti membuat resume menggunakan bahasa Inggris. Saya akhiri dengan kata yang menjadi penyemangat bagi saya.
" I wish it Will be come true "

Sabtu, 27 November 2021

GURU

GURU


Langkah tegap kokoh penuh harapan
Tatap maju bayangkan masa depan
Baju rapi selalu menjaga penampilan

Santun bersikap tenangkan hati murni
Tauladan generasi muda insani
Pandangan ke depan mengisi nurani
Goyahkan tembok kokoh penuh tirani

Guru idolaku guruku tersayang
Bangkitkan jiwa dan semangat juang
Menjadi pandu sejak dulu hingga sekarang
Tak kenal menyerah itu pantang
Tutur bahasa sejukkan hati gersang

Ilmu yang dilukiskan lekat disanubariku
Ajarkan pengetahuan bekal hari depanku
Jasamu tak terhitung dalam kehidupanku
Tulus ikhlas tatapmu iringi langkahku
Tak tergantikan dengan amal baktiku
Terukir nama besarmu direlung hatiku

Maafkan tingkah usil kami padamu
Lisan salah berucap hingga kecewakanmu
Kemalasan kerjakan tugas darimu
Kurang tanggung jawab taati ucapanmu Banyak kebaikan setiap didikanmu

Semua dilakukan pada waktu dulu
Menuntut ilmu di masa kanak dahulu
Tak terasa semua kenangan telah berlalu
Dalam hati kusematkan jasamu selalu

Semoga engkau bahagia selamanya
Ingat selalu ilmu pengetahuan semuanya
Salam hormatku atas semua jasanya




Pangkalpinang, 27 November 2021
Karya : Susan Anggraini


Jumat, 26 November 2021

Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 26 November 2021
Resume : 24
Gelombang : 21
Tema : Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS
Narasumber : Imron Rosidi

Jumat malam nan indah..
Angin berhembus lembut sejukkan jiwa
Pandangi cahaya rembulan lembut
Gelap malam yang tak begitu pekat
Hantarkan aku tersenyum manja
Ikuti pembelajaran malam ini..

Ya Allah... Sematkan ilmu berguna dalam pikiran ini
Hingga dapat ikuti sampai selesai dan targetkan buku solo cantik sebagai karya indah
Persembahan untuk orang-orang yang memiliki cinta tulus merasuk sanubari..

Malam kedua puluh empat tanpa disadari telah dilalui dalam belajar menulis bersama PGRI. Pemateri malam ini adalah Bapak hebat seorang Kepala SMA Negeri 1 Bangil, tim penilai kenaikan pangkat guru pusat beliau adalah Bapak Dr. Imron Rosidi, M.Pd dengan moderator Bapak Dail yang merupakan alumni belajar menulis bersama PGRI angkatan ke 20. Materi pembelajaran malam ini adalah Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS.

Rasa gayung bersambut materi malam ini untuk mengobati rasa penasaran dan kebingungan masalah kenaikan pangkat seorang PNS. Alhamdulillah bersama pelatihan menulis ini saya sangat berterima kasih kepada panitia yang terlibat atas diberikannya banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya. Pemateri yang mengisi pelatihan ini semua orang-orang hebat yang sangat luar biasa mau membagikan ilmu pengetahuan, pengalaman yang sangat berharga bagi semua peserta pelatihan ini.

Diawali dengan sapaan Pak Dail sebagai moderator yang memperkenalkan Bapak Imron sebagai pemateri, kemudian disambung dengan sapaan Bapak Imron dengan ramah menyapa para peserta pelatihan. Materi malam ini disampaikan berupa power point yang sangat lengkap berisi mengenai materi kenaikan pangkat untuk PNS. 

Menurut Bapak Imron untuk kenaikan pangkat kita harus memenuhi persyaratan kecukupan nilai yang terdiri dari :
- Pengembangan diri
- Publikasi Ilmiah
- Karya Inovatif
Untuk jumlahnya disesuaikan dengan golongan yang akan kita usulkan.


Dalam mengusulkan kenaikan pangkat sebaiknya jumlah nilai yang diperoleh lebih dari target nilainya, sehingga apabila ada yang tidak termasuk dalam penilaian, nilai kita masih bisa mencukupi target dari nilai kenaikan pangkat sesuai golongan yang kita ajukan. Bapak Imron juga memaparkan mengenai contoh-contoh buku publikasi ilmiah, buku karya inovatif, sehingga para peserta dapat lebih memahami jenis buku yang dapat diakui saat mengajukan kenaikan pangkat.


Bapak Imron juga menjelaskan mengenai angka kredit buku yang dapat diajukan untuk kenaikan pangkat.

Dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan secara langsung beliau membagikan panduan dalam penyusunan kenaikan pangkat PNS yaitu Buku 4 tahun 2019 dan buku 5 tahun 2019 mengenai Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Begitu lengkap dan jelas materi yang disampaikan Bapak Imron. Semua pertanyaan yang diajukan dijawab dengan sangat jelas sekali oleh Bapak Imron. Terima kasih atas penjelasannya pak, semoga para peserta jelas dalam mengajukan kenaikan pangkat, sehingga buku dan nilai yang diajukan dapat berhasil dihitung dalam kenaikan pangkat sebagai PNS. 

Rabu, 24 November 2021

Menjadi Penulis Penerbit Mayor


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 24 November 2021
Resume : 23
Gelombang : 21
Tema : Menjadi Penulis Penerbit Mayor
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni

Malam... Aku bahagia..
Mendengar namanya, entah kenapa rasa ingin berhadapan langsung dengan orangnya..
Melihat gambarnya, koq aku merasa dekat..
Apakah hanya halusinasi saja ?
Ataukah hayalan yang tak kesampaian ?
Tapi aku merasakan hangat... Mengalir kesanubari..

Apakah ini harapan pungguk merindukan bulan...?
Aku tak mau... Aku mau ini jadi kenyataan
Dapat diterbitkan penerbit mayor, sungguh prestasi yang membanggakan
Aku akan berteriak...
Ayah .. ibu.. keinginan ini semoga tercapai
Wahai dunia.. jadilah saksi dalam peradaban ini..

Malam ini adalah malam ke dua puluh tiga dari pembelajaran belajar menulis bersama PGRI. Pemateri malam ini membuat saya merasa seperti terbangun dari tidur, membuat hayalan merasuk pikiran panjang. Beliau adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni, orang hebat yang memimpin penerbit Andi. Didampingi moderator Mr. Bams seorang guru informatika yang begitu ramah menyapa para peserta pembelajaran. Materi pembelajaran malam ini adalah Menjadi Penulis Penerbit Mayor.

Inilah sosok Bapak Joko seorang Direktur penerbitan, penerbit Andi yang memiliki banyak pengalaman tentang dunia penerbitan, sekilas beliau menceritakan bagaimana proses awal seorang penulis untuk mengajukan karyanya kepada penerbit. Bagaimana merasakan ditolak penerbit, keluar masuk penerbit, sampai merasakan kebanggaan saat tulisan kita diterbitkan oleh penerbit mayor. Menurut Bapak Joko, ketika sudah ada kemauan yang kuat untuk menulis buku, maka pertanyaan selanjutnya adalah kapan mulai menulis dan menulis buku apa? Awas jangan sekedar menulis buku asal jadi bila tidak ingin naskah buku kita ditolak oleh penerbit. Kita harus tahu pertimbangan utama penerbit dalam menerima naskah buku untuk diterbitkan yaitu:
Karena penerbit adalah perusahaan maka kita harus tahu posisi perusahaan itu di mana, di mana pula posisi penulis , pembaca dll. Berikut adalah gambar besar industri penerbitan buku:

Jadi hanya ada 4 pihak utama yaitu Penerbit, Penulis, penyalur, Penulis lalu pembaca atau pasar buku. Namun demikian perkembangan literasi di Indonesia belum seperti yang banyak pihak harapkan karena masih ada hambatan-hambatan didalamnya. Hambatan terbesar menurut saya adalah kurangnya minat baca masyarakat Indonesia sehingga penggemar buku sangat sedikit, baik dikalangan masyarakat maupun pelajar. Kebanyakan orang zaman sekarang ini lebih menyukai gadget dibandingkan dengan membeli dan membaca buku.

Gambar ini menunjukkan proses naskah menjadi sebuah buku yang dapat dibaca oleh orang banyak. Dimulai dari penulis mengajukan naskah, kemudian penilaian naskah, apakah naskah diterima atau ditolak. Bila diterima maka akan ada surat pemberitahuan dan dibuat softcopy nya, dilanjutkan edit naskah, proses desain cover dan setting, disertakan profil penulis, setelah itu koreksi komputer dan manual. Dilanjutkan cetak film, cetak cover, cetak isi buku, kemudian dijilid, dilanjutkan wraapping dan terakhir didistribusikan sehingga sampailah ke tangan pembaca. Bila dilihat sungguh proses panjang untuk menghasilkan sebuah buku, dengan begitu saya menjadi tahu betapa berharganya sebuah karya buku yang telah ditulis seseorang hingga sampai diterbitkan. Sungguh perjuangan yang luar biasa.

Bapak Joko menjelaskan apa yang diperoleh penulis terbagi menjadi empat yaitu : 
- Peningkatan finansial dapat dirasakan langsung apabila buku karyanya sudah diterbitkan penerbit mayor
- Peningkatan karir tentu seiring dengan diterbitkan buku otomatis dapat selaras dengan karir yang semakin gemilang.
- Kebutuhan bathin akan tersalurkan dengan terukirnya nama kita pada sampul buku, tentu saja kita akan dikenang oleh orang banyak, dengan karya memberi manfaat bagi banyak orang.
- Reputasi seseorang akan naik dengan adanya karya tulisan yang diterbitkan penerbit mayor. Ini semua akan selaras dengan kesuksesan seseorang menjadi penulis hebat.

Bapak Joko mengatakan apabila kita dalam menulis asal jangan menulis saja, supaya dapat diterima penerbit kita harus melihat bagaimana selera konsumen yang akan menjadi peminat buku kita. Sesuai dengan penilaian dari penerbit.

Dalam menulis menurut Bapak Joko kita harus dapat mencari tema yang populer dikalangan masyarakat. Beliau menjelaskan bagaimana mencari tema tema tulisan yang popular atau sedang ngetrend diburu oleh para calon pembaca. Untuk mengetes apakah tema yang kita pilih sedang ngetrend atau tidak dapat kita uji dengan Google Trend seperti contoh berikut ini:
Menurut Bapak Joko salah satu yang menentukan apakah nama penulis nya punya nilai jual atau tidak biasanya penerbit akan cek CV dari penulis tersebut kemudian mengkonfirmasi dengan data Google Cendekia, akun sosmednya berapa followernya, berapa jumlah pertemanannya, berapa jumlah subscribernya dll. Berikut contoh gambar penulis yang memiliki angka tinggi di google cendekia:

Yang paling sering ditanyakan oleh penulis salah satunya adalah ”berapa oplah cetak buku tersebut” nah jawabnya tergantung dari apakah tema buku itu memlki daur hidup yang panjang atau pendek, apakah tema buku tersebut memiliki pasar yang lebar? Yang paling besar oplahnya (jumlah eksemplar dicetak) dalah bila memiliki tema dengan daur hidup panjang serta memiliki pasar yang luas, sehingga bias digambarkan dengan kwadran seperti ini:
Kini format konten buku tema buku sudah harus menyesuikan dengan perkembagan pemasaran yang baru yaitu Marketing 5.0. lalu apa yang dimaksud dengan Marketing 5.0 adalah:
Saluran yang ada ditengah toko buku misalnya akan terpangkas, karena pembaca lebh suka beli langsung dari penerbit biasa dengan online. 

Inilah gambar bagimana middleman akan hilang: Pergeseran perilaku konsumen juga akan mempengaruhi tema-tema buku apa saja yang akan laku. 
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa peminat buku yang paling besar adalah buku fiksi sebesar 75% hal ini menunjukkan bahwa pembaca lebih menyukai cerita yang menghibur pembaca. Posisi kedua nonfiksi 41% biasanya mengenai buku pembelajaran yang diminati para pelajar. Inilah contoh buku yang banyak diminati masyarakat sebagai pembaca karya tulisan dari seorang penulis.

Banyak peserta yang memberikan pertanyaan dan dijawab dengan lugas dan jelas oleh Bapak Joko. Peserta juga banyak berharap tulisannya dapat diterbitkan oleh penerbit mayor. Sehingga dapat menghasilkan apa yang telah menjadi tujuan masing-masing peserta belajar menulis. Terima kasih atas materi yang telah Bapak Joko sampaikan. Semoga dapat terwujud keinginan menjadi penulis pada penerbit mayor.


Senin, 22 November 2021

Menguak Dapur Penerbit Mayor


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 22 November 2021
Resume : 22
Gelombang : 21
Tema : Menguak Dapur Penerbit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyana


Hati selalu bertanya..
Apa gerangan galau melanda
Hati gelisah tak nyaman dirasa
Ada apa dengan hati ini ?
Nyata gelisah semakin mencekam buat semakin terlena

Ada keraguan di sana..
Mengoyak ketenangan dan kedamaian hati
Ya Allah.. khilafku akan hadapkan wajah pada peraduan suci
Hingga aku goyang dalam melangkah
Ampuni atas semua kesalahan diri ini Ya Allah..
Janji tak ulangi ke alpaan diri tuk hadirkan Mu Ya Allah dalam jalani hidup ini...

Tanpa terasa malam berganti berhari hari telah dilewati, pembelajaran malam ini merupakan malam pertemuan ke dua puluh dua dari belajar menulis bersama PGRI. Pemateri malam ini seorang bapak yang baik dan bersahaja yang memiliki segudang pengalaman dalam penerbitan buku, beliau Bapak Edy. S. Mulyanta. Moderator malam ini seorang ibu cantik dengan wajah keibuan yang memukau  bernama Ibu Helwiyah. 

Materi yang disampaikan malam ini adalah Menguak Dapur Penerbit Mayor. Materi ini membuat saya sebagai peserta berharap dapat menjadi kenyataan bila buku solo dapat diterbitkan penerbit mayor. Sungguh terobosan yang luar biasa andai jadi kenyataan.

Bapak Edy memberikan penjelasan bahwa pada era covid 19 ini memang cukup berat bagi semua penerbit, baik penerbit skala kecil hingga penerbit mayor. Semua berlomba untuk hanya sekadar bertahan hidup, dari terpaan covid yang tanpa mengenal pandang bulu serta berimbas ke berbagai sektor. Sejak Maret 2019, penerbit-penerbit berusaha dengan berbagai cara untuk bertahan dan mencoba tetap eksis dengan berbagai cara. Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka ke arah yang lebih up to date, menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan dunia bisnis penerbitan secara umum. 

Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka. Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD (Ujung-ujungnya Duit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain. Masa pandemi ini memanglah sulit, banyak sektor yang mengalami kemunduran, bahkan sampai mati suri akibatnya.

Beliau melanjutkan penjelasannya, akan mencoba memulai dengan penjelasan skala penerbitan, yang sering digunakan untuk menyebutkan penerbit mayor dan penerbit minor (indie). Pada dasarnya konsep penerbitannya sama, yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya. Tugas dari penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis. Penerbit hanyalan Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitan. Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut.

Menurut Bapak Edy, skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia. Kita bisa memperhatikan struktur angka dalam _Publication Element_ tersebut. Nah.. angka di _publication element_ tersebut adalah jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut. Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh sebuah penerbit. 

Secara materi terbitan, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada _Genre_ tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya. Secara otomatis karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut _Omni channel_ Marketing selain tentunya outlet di Toko Buku. Yang unik selama pandemi ini, adalah saluran toko buku mengalami _kontraksi_ yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan.

Penjelasan Bapak Edy masih berlanjut mengenai tantangan cukup berat bagi penerbit-penerbit dengan skala kecil, yang hanya menggantungkan outletnya di toko buku. Karena imbas dari _Lock Down_ diberbagai sentra ekonomi, menjadikan saluran penjualan buku semakin sulit bejualan. Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang. Hal yang unik dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam paham embrio berkembang.

Bapak Edy mengatakan bahwa penerbit di mata pembaca, menjadi sama, semua berjuang untuk tetap bertahan. Sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Penerbit selalu tidak kurang dalam menjaring tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi. Dua tahun pandemi, semangat menulis penulis-penulis baru sangat luar biasa, dengan banyaknya tulisan yang masuk di tempat kami. Hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan penjualan buku yang sangat tergerus dengan adanya Covid 19 yang telah mencapai gelombang ke 2 di tahun 2021 ini. 

Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap _memantul_ ke atas.. tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah.

Masih melanjutkan materi Bapak Edy mengatakan, Kami dengan terpaksa melakukan pengereman produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut. Strategi yang kami lakukan adalah dengan menyimpan tenaga, energi penulis yang tidak lekang oleh pandemi, dengan tetap melakukan seleksi-seleksi materi buku yang menarik. 

Menabung naskah, adalah strategi dalam menghadapi pandemi, walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak fisik buku yang terkendala. Hal ini kami siasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku. E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat muda, sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik. Ke depan kami menyadari, bahwa buku fisik masih akan tetap bertahan. Hanya proses pemasarannya yang berubah mengikuti jaman. E-book akan tetap menarik karena konsep praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media-media lain sebagai media pengayaannya.

Beliau mengatakan Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan. Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru, menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. 
Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep *Metaverse* yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kuat. Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional tersebut. 

Sebagai penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk _tidak mampu menolak tulisan penulis_ karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.
Ke depan materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan tulisan lah yang menjadi primadona penulis-penulis baru.

Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang _Tere Liye_ yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books. Memang Genre tertentu penulis dapat bermain sendiri memproduksi bukunya. Pintar-pintar penulis dalam mengelola tulisannya. Ada yang dapat dikerjakan sendiri, ada dapat berkolaborasi penerbit baik minor maupun mayor. Semua akan jalan di jalannya masing-masing dan tidak akan saling berebut akan tetapi tetap menghasilkan keuntungan. Akhirnya, semua unsur Dunia penerbitan akan menjadi lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.

Bapak Edy menegasman Jangan segan-segan bapak ibu menawarkan tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan. Pelajari karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya. Setiap penerbit mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. 

Penulis adalah makhluk bebas, yang dapat menawarkan ke semua penerbit. Tinggal kepintaran bapak ibu sekalian dalam mengatur strategi, kemampuan, dan memilah serta memilih penerbitan. Betul bapak ibu sekalian, bapak ibu dapat mencoba menulskan di aplikasi Wattpad, follower pembaca bapak ibu di situ biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor. Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut. Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain.

Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang baik bagi tulisan kita saat dihadapkan pada penerbit. Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku. Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca. Sehingga saat ini yang menjadi masalah adalah media apa yang sesuai dalam mendukung sebuah terbitan buku. Demikian sedikit tulsan saya semoga dapat memberikan sedikit gambaran .. bagaimana penerbit tetap bertahan dalam gempuran jaman yang semakin tidak terprediksi seperti sekarang ini.

Begitu lengkap dan jelas materi yang disampaikan oleh Bapak Edy, beberapa pertanyaan yang diberikan peserta dijawab dengan jelas oleh Pak Edy. Dari hati terdalam saya ucapkan terima kasih bapak atas semua materi yang diberikan. Semoga harapan kami para peserta belajar menulis bersama PGRI dapat menjadi kenyataan, dapat menerbitkan buku pada penerbit mayor.



Sabtu, 20 November 2021

Hari Lahir

Empat puluh satu tahun yang lalu, tepat pada tanggal ini saya dilahirkan, yaitu bertepatan dengan hari Kamis 20 November 1980 atau 13 Muharram 1401 tahun Hijriah. Menurut cerita yang saya dengarkan dari ibu sebagai wanita yang telah memiliki jasa terbesar dalam kehidupan saya, proses kelahiran saya dibantu oleh seorang bidan yang bernama 
Bidan Anggraini. Kelahiran saya disambut bahagia oleh kedua orang tua dan kedua saudara saya yaitu Kak Usi dan Bang Dedi, pada saat itu mereka masih berusia balita. Jarak usia saya dengan Kak Usi terhitung 5 tahun dan pada bang Dedi perbedaannya 3 tahun.

Ibu pernah bercerita pada saat memberikan nama saya, beliau terkenang dengan sosok seorang artis terkenal, pemain film yang membintangi banyak judul film yang bernama Suzanna,  sehingga ibu berkeinginan supaya anaknya dapat menjadi wanita yang cantik seperti artis pujaannya. Untuk nama belakang saya, ibu mengambil nama dari bidan yang membantu proses kelahiran saya. Dengan perumpamaan seperti bunga anggrek yang mampu bertahan hidup lama di tanah yang tidak sulit perawatannya. Harapan ibu, supaya saya dapat selalu tangguh dan kuat menghadapi segala macam cobaan yang akan diterima dalam menjalani kehidupan ini.

Semasa kecil menurut cerita ibu, di saat berusia 2 tahun saya pernah ditinggalkan ibu untuk mengikuti Penataran di Bogor. Sehingga saya terpisah dengan ibu selama 2 bulan. Saya dan kakak serta abang diasuh ayah yang saat itu berperan ganda selain mengurusi anak-anaknya ayah juga harus bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pada suatu hari di saat ayah mengantarkan surat pada sebuah kantor yang berada di daerah perkampungan yang letaknya lumayan jauh dari kota kelahiranku terdengar kabar bahwa ayah mengalami kecelakaan. Cidera yang dirasakan ayah akibat dari kecelakaan adalah mengalami patah tulang kaki tepatnya di bagian paha kanan.
Oleh masyarakat sekitar ayah dibawa dan dirawat ke tukang urut patah tulang yang berada di daerah itu. Saat itu ibu masih berada ada di luar daerah mengikuti pedataran sampai selesai kegiatannya. Berhubung saat itu komunikasi belum canggih seperti sekarang, sehingga tidak bisa memberi kabar berita kepada ibu yang berada jauh di kota Bogor. 

Saya serta abang dan kakak saya terpaksa harus berpisah karena kami masing-masing diasuh dan dirawat oleh tetangga yang berbeda tempat. Kurang lebih berapa minggu kami hidup menumpang di rumah tetangga yang baik dengan penuh keikhlasan mau merawat kami bertiga. Setelah beberapa minggu kemudian ibu pulang dari penataran dengan perasaan senang hati karena akan berjumpa dengan keluarga yang sudah terpisah selama dua bulan. Ibu membawa banyak oleh-oleh untuk kami sebagai ungkapan rasa sayang dan cinta kepada anak-anak yang ditinggalkannya. Sesampai dirumah tempat tinggal kami, sedikit terkejut saat melihat rumah kosong, tidak ada suami dan anak-anaknya. Tak lama kemudian datang lah tetangga yang menceritakan bahwa telah terjadi peristiwa kecelakaan yang dialami ayah saya, sehingga anak-anaknya diasuh oleh tetangga-tetangga di sekitar rumah.

Betapa hancur dan sedihnya perasaan ibu saat itu. Segera ibu mendatang rumah tetangga yang telah mengasuh anak-anaknya, kemudian satu persatu kami dibawa pulang ke rumah dan kami dapat berkumpul kembali di rumah. Kecuali ayah saat itu masih berada di rumah tukang urut patah yang mengobati ayah sampai membaik. Cerita ibu masih berlanjut saat sebelum ibu pergi ke berangkat ke Bogor untuk mengikuti Penataran saya saat itu sudah pandai berjalan. Tetapi saat kepulangan ibu kondisi saya dalam keadaan sakit sehingga saya tidak dapat berjalan seperti sebelumnya. Kondisi Kakak dan abang terlihat kurus karena jauh dari ayah dan ibu yang biasa menjaga dan merawat kami.

Setelah kejadian itu untuk sementara waktu ibu tidak menerima tawaran untuk mengikuti penataran di luar daerah. Setelah kondisi berangsur pulih dan membaik ibu menjemput ayah ke tempat ayah diobati. Kedatangan ayah saat itu membuat hati kami bahagia karena kami dapat berkumpul lagi menjadi satu keluarga yang utuh.

Jumat, 19 November 2021

Pemasaran Buku


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 19 November 2021
Resume : 21
Gelombang : 21
Tema : Pemasaran Buku
Narasumber : Agus Subardana, M.M

Jumat malam ini pembelajaran masuk ke pertemuan dua puluh satu. Alhamdulillah segala puji bagi Allah, saya masih diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan belajar menulis malam ini. Pembelajaran malam ini dimulai lebih cepat tiga puluh menit dari jadwal sebelumnya karena Bapak Agus Subardana, M.M sebagai pemateri malam ini akan mengisi kelas belajar pada kelas yang lain. Moderator malam ini seorang ibu muda yang multi talenta yaitu Ms. Phia alumni gelombang 20. Materi yang disampaikan malam ini tentang Pemasaran Buku.

Syarat dalam ketentuan belajar menulis bersama PGRI dapat dinyatakan lulus apabila peserta telah membuat resume minimal dua puluh, dan dapat menghasilkan satu buku solo. Berkenaan dengan ini bagi kami peserta yang telah membuat dua puluh resume sudah dapat menyusun hasil resume nya untuk menjadi buku solo. Tentunya gayung bersambut dengan materi malam ini mengenai bagaimana pemasaran buku yang telah kita hasilkan.

Menurut Bapak Agus karena pengaruh dampak pandemi covid 19 berpengaruh pada pelaku usaha dan penerbit buku. Adapun dampaknya adalah :
1. Jaringan toko buku banyak yang tutup 
2. Pengunjung menurun drastis karena khawatir dampak covid 19.
3. Penurunan omzet toko buku mencapai 90 persen
4. Penerbit buku mengurangi menerbitkan buku baru.
5. Banyak toko yang bangkrut karena kurang mencapai target penjualan
6. Kondisi covid sementara kurang maksimal menawarkan produk buku
7. Adanya pengurangan anggaran pembelian buku bagi sekolah-sekolah karena dananya sebgian besar digunakan untuk menanggi covid 19.

Penjelasan Bapak Agus, buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Bapak Agus melanjutkan penjelasannya dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku selama pandemi Covid 19 ini supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka kita perlu strategi pemasaran. Srategi Pemasaran buku kita ubah melalui On Line, dan jaringan komunitas secara on line. Strategi pemasaran buku yg telah kami petakan menjadi 2 yaitu 
1. Strategi Pemasaran buku serangan udara (On Line )
Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktive untuk terus promosi , supaya kita dapat :
- Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial 
- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
- Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
- Menaikan penjualan dan profit 
- Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing 
- Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan 
- Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli , menjadikan tertarik beli ) , persepsi dan pendapat konsumen.
Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

2. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE ).
Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

🌟Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :
Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :
- Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol
- Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
- Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
- Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan, Program TAB, Program TAM , dll )
- Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

🌟Strategi Pemasaran dengan Directselling 
Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) . 
Tugas Tenaga Penjual / sales tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing yang bertugas :
- Kunjungan langsung ke tiap sekolah untuk temui kepala Sekolah, bagian kurikulum , Biro umum dll.
- Kunjungan langsung ke setiap Kampus / Perguruan Tinggi untuk temui Dosen, tiap Kaprodi, tiap Dekan, ke LPPM dan sampai ke para Rektor .
- Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.
Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

🌟Persyaratan & Tata Cara Pengiriman Naskah ke Penerbit ANDI
Tentukan jenis naskah apa yang ingin di tulis. Jika sudah menentukan jenis naskah apa yang akan kamu tulis, penerbit ANDI memiliki beberapa prosedur dalam proses penulisan dan pengiriman, di antaranya;
1. Mengetik naskah dengan rapi menggunakan font Times New Roman (atau sejenisnya) dan font 12 pt.
2. Panjang naskah tidak kurang lebih dari 150 halaman kertas A4.
Yang terakhir adalah memberikan beberapa lampiran berikut saat kamu mengirimkan naskah.
1. Sinopsis
Pastikan kamu sudah menulis sinopsis dengan tepat. Sinopsis tidak boleh lebih dari dua halaman dan sinopsismu harus sudah merangkum isi naskah secara keseluruhan agar penerbit dapat menangkap garis besar naskah.
2. Proposal
Tulis proposal singkat yang menjelaskan alasan dari Penerbit ANDI untuk menerbitkan naskahmu. Proposal yang kamu tulis harus kurang dari dua halaman.
3. Data Diri
Cantumkan data dirimu. Data diri dapat berupa latar belakang, kompetensi yang kamu miliki, maupun keterlibatanmu dalam suatu keanggotaan atau organisasi tertentu

Demikian yang dapat saya sampaikan Strategi pemasaran buku secara singkat , dan masih banyak lagi strategi pemasaran buku yang terus berkembang. Akhir kata kami sebagai “Tenaga pemasarann buku sangat bangga sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya – karya tulisan ilmu pengetahuan yang sangat berdampak sekali melalui jalur non formal ikut serta dalam menceraskan kehidupan bangsa Indonesia”. 
Maka dari itu Menulis adalah berjuang, Penulis adalah Pahlawan yang akan di kenang selama – lamanya..Lembaran karya adalah medan pertempuran, Pena adalah senjatanya.
"Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia”.

Sangat lengkap penjelasan materi dari Bapak Agus mengenai pemasaran buku pada penerbit Andi. Semoga penerbit dan toko buku yang ada di Indonesia selalu maju dan terus bertahan sehingga literasi bagi seluruh masyarakat Indonesia tetap berjalan dan semakin baik lagi. Terwujudlah generasi muda yang cerdas dan selalu menggali potensi dengan semakin banyak membaca buku untuk menambah pengetahuan bagi kita semua. Terima kasih atas materi yang telah disampaikan.



Rabu, 17 November 2021

Menulis Autobiografi


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 17 November 2021
Resume : 20
Gelombang : 21
Tema : Menulis Autobiografi
Narasumber : Suparno, M.Pd

Beli kuini dan belimbing buluh,
Jalan ke kota dengan Rano karno
Malam ini materi kedua puluh,
Bersama Bu Ralista dan Pak Suparno.

Malam ini pembelajaran yang akan saya ikuti adalah malam kedua puluh. Tanpa terasa pembelajaran malam ini sudah 20 kali pertemuan yang telah saya ikuti. berbagai macam rasa dan perasaan yang menghiasi pembelajaran di setiap malamnya. Ada perasaan bahagia, berdebar, kebingungan bahkan sampai menahan rasa kantuk yang dialami karena saya merasa apabila belum mengumpulkan resume, saya merasa pekerjaan saya belum selesai. Materi malam ini disampaikan oleh seorang Bapak kepala sekolah SMP negeri 2 Karangrejo Magetan, yang memiliki banyak prestasi serta karya-karya hebat yang dapat memberikan manfaat kepada orang banyak beliau adalah Bapak Suparno, M.pd dengan tema malam ini adalah menulis Autobiografi, dan yang menjadi moderator malam ini adalah ibu Ralista yang merupakan alumni menulis gelombang 20.

Pada awal pembelajaran ibu moderator memperkenalkan CV Suparno sebagai bapak pemateri. Kita dapat membacanya melaui alamat http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/06/cv-suparno.html?m=1
Selanjutnya Bapak Suparno menjelaskan materi pembelajaran malm ini, mengenai Autobiografi. Menurut penjelasan beliau Autobiografi atau otobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri. Dalam bahasa Inggris, istilah autobiography pertama kali digunakan oleh penyair Robert Southey pada 1809. Namun, bentuk otobiografi sendiri sudah ada sejak zaman kuno.
Kalau riwayat hidup itu ditulis oleh orang lain namanya biografi. Kita tidak tahu berapa umur seseorang, kita tidak tahu kapan ajal datang, maka menulislah buku biografi agar anak cucumu tahu sejarah perjalanan kehidupanmu. Benar apa yang telah dikatakan Pak Suparno, bahwa kita perlu menulis Autobiografi, paling tidak orang lain dapat mengetahui cerita hidup kita sehingga dapat memberikan motivasi dalam hal positif. Berguna juga sebagai sejarah bagi silsilah keluarga, sehingga keturunan kita dapat mengetahui cerita siapa saja yang merupakan garis keturunan kita. 

Bapak Suparno sedari kecil memiliki hobby membaca, buku biografi pertama yang pernah dibaca sewaktu kecil adalah Biografi Thomas Alva Edison, manusia cerdas yang dapat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi manusia sampai sekarang ini tentang penemuan generator listrik. Beliau juga pernah membaca Biografi Jendral Sudirman, dan banyak tokoh lain yang memiliki pengaruh hebat dalam peradaban dunia. Sehingga cerita orang orang hebat itu menginspirasi, KH. Usairon mengatakan cerita orang orang sholih itu meningkatkan iman, oleh karena sangat disayangkan bila kesuksesan yang dapat diraih seseorang apabila tidak ditulis dalam biografi. Hal ini dimaksudkan agar bisa menginspirasi bagi orang lain. Menginspirasi keluarga dan keturunan kita. Suatu saat pasti ada diantara anak cucu kita yang cinta pada ilmu pengetahuan dan ingin tahu sejarah perjalanan kehidupan nenek moyangnya. Di saat itu buku biografi sangatlah berharga sebagai cerita silsilah keluarga dan memotivasi generasi selanjutnya.
Dari sejarah perjalanan kehidupan kita, anak cucumu bisa belajar betapa untuk mencapai kesuksesan itu butuh perjuangan yang luar biasa, jelas Pak Suparno dengan lugasnya. Sehingga memotivasi kita untuk menuliskan perjalanan hidup kita.

Bagaimana Langkah menulis Autobiografi, menurut Pak Suparno adalah :
1. Mulailah dengan membuat outline. Atau kerangka tulisan. Sehingga dengan membuat kerangka tulisan memudahkan kita dalam menulis. Beliau mengatakan baiknya kita jangan hanya membaca Autobiografi orang-orang ternama saja, tetapi kita juga perlu membaca buku biografi orang-orang yang selevel dengan kita, sehingga kita juga termotivasi menulis Autobiografi kita. Misalnya dimulai dari menceritakan masa masa sekolah TK, SD,SMP,SMA, Kuliah, Bekerja, menikah, punya anak, pergi jauh, ke luar kota, luar negeri dll. Hal ini membuat orang lain dapat mengenali siapa diri kita.
2. Membuat jadwal menulis, taatilah jadwal yang telah kita Buat. Kita harus menulis sesuai dengan pembagian waktu yang telah kita buat, sehingga tidak menggangu kegiatan yang lainnya. Dalam menulis Autobiografi kita dapat menceritakan masalah-masalah yang pernah dihadapi, kenangan pahit, kenangan indah, dan lainnya.
3. Menyiapkan data data pendukung, misalnya foto, buku diary, dan lainnya.
Menurut Pak Suparno, setelah itu kita bisa mulai menulis per outline atau per judul. Tulislah mengalir saja jangan diedit dulu, walaupun ada kesalahan biarkan saja, terus menulis sampai selesai. Tulislah dengan pikiran dan perasaan, dengan akal budi dari hasil merenung yang dalam maka pikiran kita akan terbimbing oleh ilham yang mengarahkan. Ketika Bapak Ibu menulis kadang muncul ilham atau ingatan sesuatu yang pantas ditulis. Tuliskan saja judulnya, dibuku yang berbeda. Kemudiaan segera kembali fokus ke outline. Agar tampilan buku tampak menarik dan menginspirasi, jika dalam suatu judul ada frase, atau kata-kata mutiara yang menginspirasi bisa dituliskan di atas, sebelum uraian tulisan. Setelah semua judul sudah terbahas kemudian sisipkan judul yang terjeda tadi sesuai dengan urutan sejarah perjalanan kehidupan kita.
4. Makukan editing mulai awal hingga akhir. Setelah buku autibiografi selesai ditulis mintalah orang lain yang Bapak Ibu percaya untuk menjadi editor yang berkaitan dengan ejaan, tata bahasa dan lain-lain
5. Membuat cover buku yang baik, mintakan kata pengantar pada tokoh-tokoh terkenal semoga membawa keberkahan. 

Ini buku autobiografi Pak Suparno yang berjudul "Perjuangan Hidupku", buku ini berisi motivasi agar anak muda itu semangat kerja, semangat belajar, dan semangat berdoa. Sungguh buku yang sangat menginspirasi kepada saya dan bagi peserta dalam belajar menulis ini.
6. Kirimkan pada penerbit yang kita percaya untuk menerbitkan buku Autobiografi kita. Inilah langkah-langkah yang dijelaskan Bapak Suparno dalam menulis Autobiografi, sehingga dapat memudahkan bagi peserta belajar menulis dalam membuat buku Autobiografi.

Berdasarkan penjelasan materi yang disampaikan Bapak Suparno, barulah saya pahami pentingnya kita menulis buku Autobiografi kita, sehingga kita dapat memberikan semangat, motivasi, kepada generasi muda penerus bangsa, tentang hal apa yang telah kita raih dalam menjalani kehidupan ini. Bagi keturunan kita, mereka dapat mengetahui cerita hidup kita sebagai generasi sebelumnya dan bisa memberikan penjelasan mengenai silsilah keluarga. Supaya mereka dapat mengetahui asal usul keturunan keluarganya. Dalam menulibuku Autobiografi kita juga perlu memasukkan kata mutiara sebagai penghibur hati bagi pembaca, dan terkesan ada nasehat yang disampaikan.

Begitu lengkap materi yang disampaikan oleh Bapak Suparno tentang Menulis Autobiografi, semoga dengan menulis setiap hari kita dapat melihat sebuah keajaiban terjadi di dalam diri kita pribadi. Terima kasih atas semua materi yang disampaikan pak. Sedikit pantun untuk Bapak : 

Biji selasih hitam warnanya,
Banyak rasa dalam minuman,
Terimakasih atas ilmunya,
Moga bisa saya praktekkan.




Selasa, 16 November 2021

Kasih

KASIH

Begitu indah saat bersamamu
Rasa rindu sayang semua tak semu
Kuatkan raga dampingimu.
Kau tau akan rasa gelora hati ini
Debar jantung gemuruh saat tak disini
Pandangi wajah tegar dengan nurani
Ingin raih kasih sampai kini.
Saat bersama putaran bumi tak terasa
Semua singkat berlalu bercampur rasa
Hari indah dilalui setiap masa
Aku kamu menyatu hati tak tersisa
Terpaut kasih dan sayang romansa.
Bulan cemburu dua hati di gelangi rindu
Bercengkrama mesra hati bersatu padu
Senyum manis pengobat rindu syahdu
Aku dan kamu bagai bulan merindu
Kasih.. tatapanmu buat haru tersedu
Bila berpisah sepahit empedu.
Malam berlalu cepat seakan tak peduli
Rasa dibuai rindu indah sekali
Rasa tak ingin jauh tak mau dibuli
Ingin lalui malam berdua berulang kali
Bibir kelu terdiam tatapan dua mata jeli.
Risau.. berbisik lembut gelora hatiku
Sampai kapan kamu selalu bersamaku
Hari ini, besok atau lusa harapanku
Selalu menunggu kekasihku.
Apakah aku yang akan meninggalkanmu
Atau kau pergi tanpa basa basimu
Kasih.. semua takdir dari penciptamu.

Karya : Susan Anggraini
Pangkalpinang, 16 November 2021

Senin, 15 November 2021

Aksara Tertunda

Hanyut dalam aksara malam ini...
Terlena,.. terpesona, kagum bahkan haru menyertainya
Tapi ulah jari jari nakal buat ku kecewa
Semangat membara sabar menunggu terbayarkan rasa kecewa

Saat tidur masih merasa rasa itu
UPS ... Ayo tidur ... bisik kalbu yang merayu
Tapi hati masih tinggi gapai amarah tak sudah
Yah... Aku menyerah pada keadaan
Kucukupkan rasa kecewa yang kuasai aksaraku
Tenangkan diri.. bahwa kejujuran itu mulia di atas segalanya..
Tunduk.., tengadah..,mengadu hal kecil yang menyelinap di hati bagai duri tipis menusuk kaki

Maaf kan Aku ya Allah.. akan rasa aksara yang kecewa ini
Mohon selalu bimbingan Mu, buang ego hati yang merasa selalu benar
Harus ku tundukkan, tengadah pada Mu semua rasa ini
Demi ajaran Mu yang selalu bawa kebenaran di muka bumi ini..

Menulis Dikala Sakit


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Tanggal : 15 November 2021
Resume : 19
Gelombang : 21
Tema : Menulis Dikala Sakit
Narasumber : Suharto, S.Ag, M.Pd

Malam... Indah, angin berhembus lembut, sadarkan saya saat sejenak tubuh selonjoran selesai menyantap menu berbuka puasa. Hem... saya raih gawai manis yang terletak santun di atas meja.., sekelebat raut muka sedikit terperangah, setelah membaca puisi sang pujangga dengan berbagai karya yang memanjakan gelora bila membacanya... 
*WS RENDRA*
Kelahiran SURAKARTA 1935
Mennggal di DEPOK. 2009     

Puisi terakhir WS Rendra 
di buat sesaat sebelum dia wafat

Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! 
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.

Bahwa mobilku adalah titipan- *NYA,*
Bahwa rumahku adalah titipan- *NYA,*
Bahwa hartaku adalah titipan- *NYA,*
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan- *NYA* ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku, 
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik- *NYA* ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh- *NYA* ?

Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*....

Ketika aku berdoa, 
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*,

_Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak *KEMISKINAN*,_
Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.

Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*,  
harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku. 

Aku rajin beribadah, 
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra Dagang_ ku 
dan bukan sebagai *Kekasih !*

Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_ 
dan menolak keputusan- *NYA* yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
_*"Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU"*_

Mulai hari ini, 
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan 
dan menjadi bijaksana, 
mau menuruti kehendakMU saja ya *ALLAH* ...

Sebab aku yakin....
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU* adalah yang ter *BAIK* bagiku ..

Ketika aku ingin hidup *KAYA*, 
aku lupa, 
bahwa *HIDUP* itu sendiri 
adalah sebuah *KEKAYAAN*.

Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa, 
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.

Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*, 
....aku lupa, 
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.

Ketika aku takut *Rugi*, 
Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah 
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
kerana *AnugerahNYA.*

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepada *NYA*

Bukan karena hari ini *INDAH* kita *BAHAGIA*. 
Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*.

Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*. 
Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.

Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*. 
Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*.

Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*. 
Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,

Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*.

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, 
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK* 
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi matahari, 
cukuplah menjadi *LENTERA* 
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, 
maka *BERDOALAH* untuk
kebaikan.

Sampai selesai saya membaca syair puisi ini, Ya Allah tersadar  sesaat.. apalah arti diri ini, semua hanya titipan, dan hidup hanya sementara. Mengalir lah.. bulir bening ke pipi, rasa menyesali diri banyak hal yang telah saya sia- sia kan.

Berlanjut dengan pembelajaran malam ini, dengan sedikit lembab pipi dibasahi air mata, pemateri malam ini adalah Bapak Suharto, S.Ag, M.Pd dengan moderator Bu Shima ketua kelas dalam gelombang 21, materi yang dibahas adalah Menulis Dikala Sakit. Mengawali pembelajaran malam ini Bu Shima memperkenalkan Bapak Suharto dengan panggilan akrab Cing Ato, saat itu masih bertanya apakah Cing Ayo menulis dalam keadaan sakit flu yang beberapa hari sembuh dan pulih kembali, atau sedang batuk sehingga menulisnya sedikit terganggu.... Ternyata Ya Allah.. saat saya menonton video YouTube yang dibagikan..., berkaca kaca kembali mata saya.., rasanya malu di dalam hati ini dengan semangat Cing Ayo..ingin teriak rasanya.. untuk sadarkan diri saya.., kemana saya selama ini. Dengan semangat yang pantang menyerah dalam kondisi sakit, beliau masih ingin selalu berkarya dan menghasilkan buku-buku hebat. Maluuuu... teriak saya di dalam hati.. MasyaAllah.. dengan kuasa Allah, Cing Ato selalu optimis dan menghasilkan karya yang luar biasa. Saya sungguh kagum dengan Cing Ato dan semua karya-karya yang di hasilkannya. 


Cing Ato seorang tenaga pengajar di MTS 5 Jakarta, sangat memiliki dedikasi yang tinggi ditengah puncak karirnya, cobaan yang Ia rasakan diterima dengan ikhlas tanpa mengurangi semangat nya dalam menulis. Berikutnya beliau membuat buku selanjutnya dengan bantuan pelukis, dilukislah buku karyanya kemudian dibingkai, nampak indah dan sungguh membanggakan.
Pembelajaran malam ini menurut saya rasanya seperti wisata kalbu yang sangat memberikan arti dan nilai yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan saya. Apalah arti diri ini...? Allah memang telah menjadi sutradara ulung dalam kehidupan manusia, asalkan kita selalu mensyukuri segala apa ketetapan Allah. 


Menurut Cing Ato, ada kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama beliau "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" yang memotivasi beliau untuk selalu menulis. kemudian dibuat turunannya "Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi". Dalam hati kenapa saya tidak menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Akhirnya saya menulis apa yang pernah saya baca, lihat, dan saya dengar. Karena saya senang dengan motivasi, maka saya hampir setiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup. Di samping juga menulis tentang apa yang sedang terjadi pada diri saya. Saking asyiknya menulis hingga lupa bahwa diri ini sedang sakit tahunan, tetiba secara perlahan, tapi pasti ada progres yang menggembirakan, tubuh ini mulai bergerak satu persatu. Allahu Akbar..... 


Banyak respon positif berdatangan, hingga banyak yang membaca bahkan selalu menunggu tulisan berikutnya. Saya pun tambah semangat. Sehingga tidak tidur sebelum ketemu bahan untuk ditulis besok. Setiap habis salat subuh hingga jam 7 saya menulis. Menulis sambil rebahan di atas kasur. Setelah saya bisa duduk baru saya menulis di atas roda. Saya menulis di mana saja. Terkadang di atas kasur, di luar rumah ketika menjemur badan, di mobil sambil menikmati macatnya arus lalulintas, di rumah sakit sambil nunggu panggilan dokter. Ya, pokoknya di mana saja ada di situlah saya menulis. Bahkan ketika sedang terapi pun saya suka menulis. MasyaAllah.. bila Allah berkehendak semua akan terjadi sesuai dengan kehendak Nya.


Melanjutkan dari cerita Cing Ato, di tengah perjalanan ada sahabat (Om Jay) yang beliau kenal menghubunginya lewat WhatsApp dan vicol. Beliau mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis. Walau dalam serba keterbatasan dan leher masih memakai alat trakeastomi dan hidung masih memakai NGT untuk selang makan. Saya menyatakan ikut. Kalau lelah dan pusing saya tidak ikut, tapi materinya saya simpan diaplikasi catatan.
Aplikasi catatan yang ada di HP itu tempat saya menulis setelah itu baru saya share ke blog dan Facebook. Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi.

Turunan kalimat dari Om Jay ini mujarab.
Kalimat ini sebagai penyemangat beliau, sekaligus beliau pun ingin membangkitkan dan mengajak teman untuk menulis. 
Walau terkadang dinyinyir beliu tetap maju pantang surut ke belakang. Karena beliau ingat pesan Om Dedi "Ingat apa yang menurut kita bagus belum tentu orang lain menerima" artinya terus berjuang. Apa yang terjadi akhirnya teman beliau satu persatu mengikutinya dan mereka sudah mempunyai karya, bahkan murid beliau pun mengikuti dan sudah menghasilkan karya. Begitu juga teman-teman di medsos, mereka menulis karena terinspirasi dari saya. Eh, jadi haru... Mendengar cerita Cing Ato sangat menginspirasi saya, untuk selalu bersemangat dalam menulis.

Ini merupakan bukti penyerahan buku, jam 13.20 beliau serahkan 12 buku dengan 6 judul.. sengaja beliau berikan ketika rapat, agar teman-teman termotivasi dan keluar dari zona nyaman. Sungguh Cing Ato adalah seorang motivator bagi semua orang. Dari sinilah lahir buku demi buku secara estapet. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa. Lelah pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja susah, begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah tangga, beliau bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan saya. Ya, menulis itu identik dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca. Kemudian beliau memcoba untuk membuka laptop walau berat jari ini untuk menekan hurup dan angka, tapi beliau paksakan hingga tanpa sadar sebagai media terapi saya jari akhirnya kuat menekan huruf-huruf. Kemudian beliau pindahkan tulisan yang ada di blog dan Facebook ke laptop. Di kelompokkan sesuai tema yang saya inginkan. Lalu di edit hingga menjadi sebuah buku. Untuk mempertajam tulisan beliau berguru dengan pak Akbar zaenudin penulis buku best seller Man Jadda wa Wajada. Jadilah sebuah buku motivasi. Inilah karya tulis  Cing Ato yang begitu menginspirasi :
1. Mengejar Azan (2018)
Setelah sakit
2. GBS Menyerangku (2020)
3. Menuju Pribadi Unggul (2020)
4. Belajar Tak Bertepi (2021)
5. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)
6.Aisyeh Menunggu Cinte (2021)
7. Menepis Kesulitan Belajar (2021)

Masih dalam proses
1. Kado Spesial Sang Bintang
2. Lentera Ramadan
3. Cing Ato Berpantun
4. Cing Ato Berpuisi
5. Menulis di Kala Sakit

Masih dalam ide
1. Menyongsong pendidikan abad 21
2. Guru Berkharisma
3. Belajar Fikih ( buku pelajaran)
4. Dll.....

Beliau pun mulai belajar menulis puisi, pantun, dan cara membuat cover. Insyaallah, akan mempelajari bagaimana cara layout buku. Pada saatnya nanti beliau berkeinginan bisa menulis, membuat cover, membuat layout sendiri, dan terakhir jadi penerbit. Ternyata menulis dikala sakit, banyak yang merespon. Banyak teman guru baik di dunia nyata maupun Maya. Melontarkan kalimat-kalimat sanjungan." Bapak merupakan motivator saya" " bapak guru inspiratif" " saya malu pada diri saya bapak yang sakit saja bisa berkarya, sementara saya tidak". Itulah di antara kalimat yang terlontar dari para sahabat.

Kemudian Cing Ato melanjutkan ceritanya, datang dari Om Jay. Saya liat nama saya ada urutan daftar narasumber, tapi terutulis Cang Ato bukan Suharto. Akhirnya saya cuekin saja. Eh, sudah mendekati waktunya baru saya dihubungi oleh bunda Aam Nurhasanah. Tanpa pikir panjang saya sanggupin saja. Jadilah beliau mengisi pada pelatihan menulis gelombang 17. Eh, ternyata dipanggil lagi pada gelombang 18 ini. Eh, dipanggil lagi pada gelombang 21 dan 22 ini.

Terharu bercampur bangga dan salut yang luar biasa pada Cing Ato. Sungguh motivator sejati yang pantas disematkan kepada beliau. Andai masih kurang dua pulu jari untuk ungkapkan rasa salut saya kepada beliau, saya akan meminjam jari orang lain untuk mengungkapkan rasa itu. Terima kasih Cing Ato, atas semua ilmu dan motivasi yang diberikan. andai ada kesempatan dan waktu saya ingin berhadapan langsung dengan sang motivator sejati.